Connect with us

Dunia

Ada Apa Dengan Aleppo ? ‘Beragam Perang Dalam Satu Wilayah’

Published

on

ada apa dengan Aleppo

Sesudah enam bulan pengepungan, pemerintah Suriah mengumumkan bahwa mereka telah membebaskan Aleppo.

Seharusnya evakuasi warga sipil dari kota itu sudah dimulai, namun pertempuran meletus lagi.

Diyakini, gencatan senjata ambruk sesudah pemerintah menuntut pemberontak untuk membuka jalan bagi warga sipil dan serdadu pemberomntak yang terluka untuk meninggalkan kota.

Betapa pun, itu berarti penderitaan rakyat Aleppo jauh dari usai.

Pemboman terhadap bagian terakhir kota yang dikuasai pemberontak, bisa jadi merupakan kejahatan perang, kata pernyataan PBB, Rabu (14/12).

Kami berbicara dengan Tim Eaton ahli Timur Tengah dari lembaga tangki pemikiran internasional Chatham House, yang memapar keadaan di sana, setelah mengecek topik paling dicari di Google tentang Suriah.

ada apa dengan Aleppo2

Para pemberontak di Suriah bukanlah satu kelompok dengan satu sudut pandang, satu rantai komando dan satu pesan politik. (AFP/Getty Images)

Siapa yang saling berperang di Suriah?

Secara umum, pemerintah Suriah memerangi kelompok-kelompok pemberontak. Namun itu merupakan suatu penyederhanaan besar-besaran.

“Ini tentang beragam peperangan, dan bukan cuma satu peperangan saja,” katanya.

“Perang yang berbeda-beda itu berkelindan satu sama lain di beberapa tempat dengan berbagai cara. Setiap kelompok bentrok dengan berbagai kelompok lain.

“Di beberapa tempat, rezim Bashar al Assad memerangi ISIS. Di beberapa tempat lain, pemberontak dan kelompok-kelompok bersenjata Kurdi memerangi ISIS.”

Bagaimana semua itu bermula?

Semuanya bermula pada tahun 2011 sesudah apa yang disebut Musim Semi Arab – serangkaian unjuk rasa antipemerintah di berbagai negara di Timur Tengah.

Suriah juga. Rakyat mengungkapkan kemarahan tentang pejabat yang korup dan kurangnya kebebasan sipil.

“Ketika rezim menanggapi aksi-aksi itu dengan langkah yang makin brutal dan penuh kekerasan, banyak pengunjuk rasa dan kelompok tertentu yang menyimpulkan bahwa satu-satunya cara berhadapan dengan pemerintah adalah dengan mempersenjatai diri dan menggulingkan rezim.”

“Hal ini berkembang menjadi perang saudara yang berlarut-larut.”

Siapakah Presiden Bashar al-Assad?

Dia sebetulnya bukan orang yang seharusnya memegang pemerintahan. Awalnya ia dikirim kuliah ke London untuk menjadi dokter mata.

Tapi kemudian kakaknya meninggal dan dia dipanggil kembali kembali ke Suriah dan dipersiapkan untuk mengambil alih kekuasaan jika ayahnya meninggal.

“Sebenarnya muncul banyak harapan ketika ia menggantikan ayahnya pada tahun 2000,” Tim Eaton menjelaskan.

“Orang-orang merasa ini mungkin kesempatan untuk menjadi lebih liberal, untuk membuat semuanya jadi lebih terbuka.

“Selama beberapa tahun pertama, harapan itu segera memudar. Sejak 2011 kita telah menyaksikan kebrutalan rezim yang tak segan untuk menggunakan strategi kekerasan.

“Dia seorang yang bisa melakukan berbagai hal yang mengerikan.”

Mengapa Rusia membantunya?

Aleppo

Dengan membantu Suriah, Rusia dinilai menempatkan diri mereka di puncak permainan untuk menyejajarkan diri dengan Amerika Serikat.

Ada beberapa kemungkinan penyebabnya.

“Ada yang mengatakan, itu karena Rusia memiliki pangkalan Angkatan Laut di pesisir Suriah. Yang lain mengatakan, Rusia juga ingin turut membasmi kaum ekstrimis Islamis.”

Tapi Tim Eaton meyakini, semuanya merupakan suatu permainan kekuatan global.

“Rusia menempatkan diri mereka di puncak permainan, untuk menyejajarkan diri dengan Amerika Serikat.”

Siapa saja para pemberontak itu?

Dia menggambarkan mereka sebagai ‘konstelasi berbagai entitas.’

“Kita tidak dapat melihat para pemberontak sebagai satu kelompok dengan satu sudut pandang, satu rantai komando dan satu pesan politik.

“Ada banyak kelompok. Beberapa di antaranya dianggap sebagai kelompok teror.”

Pada dasarnya, tidak mungkin untuk menganggap suatu kelompok sebagai sepenuhnya baik dan menganggap kelompok lain sebagai sepenuhnya buruk.

Tim Eaton berbicara tentang ‘hitam, putih dan sejumlah wilayah abu-abu.’

“Ada kelompok pemberontak yang Barat tidak bisa mendukung, antara lain kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.

“Dan kemudian di sisi lain, ada brigade Tentara Merdeka Suriah – yang merupakan mitra Barat dan dipercaya sebagai kelompok moderat.

“Di tengah, ada kelompok-kelompok Islam yang negara-negara Barat tidak tahu bagaimana cara menanganinya.

“Barat tidak nyaman, tetapi

juga tidak bersedia menempatkan kelompok-kelompok ini dalam kotak yang sama dengan ISIS.

“Rusia akan menganggap kelompok-kelompok itu adalah teroris. Tetapi Barat tidak ingin menganggapnya begitu.”

mengapa Aleppo penting

Jatuhnya Aleppo bukan berarti perang sudah berakhir, tapi tak juga berarti perang akan segera berakhir.

Mengapa Aleppo begitu penting?

Di atas kertas, itu karena Aleppo merupakan kota terbesar kedua di Suriah. Jadi dengan menguasai kota itu para pemberontak bisa menampilkan diri sebagai altenatif yang kredibel dibanding pemerintah.

Eaton mengatakan, kekalahan di sana merupakan ‘hal yang sangat menentukan dalam perang ini,’ dan juga dampaknya ‘sangat buruk terhadap moral.’

Menurutnya, kejatuhan Aleppo ‘lebih menunjukkan kelemahan Aleppo, dan bukan kekuatan rezim.’

“Rezim butuh waktu enam bulan, dengan dukungan luar biasa dari Rusia, Iran dan militan lain, untuk merebut kembali Aleppo.’

“Jatuhnya Aleppo bukan berarti perang sudah berakhir, tak juga berarti akan segera berakhir.”

Apakah akan ada Aleppo lain?

Sejak pengepungan dimulai di Aleppo, kota yang tadinya begitu sibuk itu pelan-pelan runtuh jadi puing-puing.

Berbagai berita dan gambar menunjukkan penderitaan manusia yang tak terperikan.

Tim Eaton tidak yakin bahwa ini hanya merupakan suatu kekecualian.

“Dibutuhkan waktu enam bulan bagi pemerintah untuk merebut kembali Aleppo dengan pemboman yang brutal.”

“Sementara itu para pemberontak masih menguasai wilayah-wilayah lain. Jadi kenyataan yang menyedihkan adalah, kita akan menyaksikan dijala

nkannya taktik yang sama di tempat-tempat lain

“Seluruh horor itu akan terjadi lagi di tempat lain.”

bagaimana perang di Aleppo Suriah

Lebih dari 11 juta orang mengungsi dari rumahnya atau dari Suriah akibat perang.

Bagaimana skala penderitaan sebenarnya di Suriah?

“Keadaannya begitu mengerikan,” katanya.

“Sangat sulit untuk membuat skala kehancuran dan penderitaan yang akurat. Namun kebanyakan sepakat bahwa lebih dari 500.000 orang terbunuh.”

Ia mengatakan bahwa lebih dari 11 juta orang mengungsi dari rumahnya atau dari negara itu.

Dan itu kira-kira sama dengan jumlah setengah penduduk Suriah sebelum perang.

Mengapa banyak negara maju cuma berdiam diri?

Sebagaimana semua hal di Nigeria, tak ada jawaban gampang untuk pertanyaan ini.

Eaton mengatakan bahwa awalnya ada harapan bahwa semuanya bisa diselesaikan dengan perundingan.

Pada tahun 2013, ratusan orang terbunuh dalam apa yang dicurigai sebagai serangan kimia.

Negara-negara seperti Amerika dan Prancis menyebut hanya pemerintah Suriah yang punya kemampuan senjata kimia. Mereka mengancam akan melakukan serangan militer.

Di Inggri

s, para anggota parlemen melakukan pemungutan suara, yang hasilnya menolak pemboman ke Suriah. Ini momen kuncinya.

“Hal itu bagai menetapkan irama selanjutnya. Assad menarik kesimpulan bahwa tak ada yang bisa menggulingkannya. ”

“Ia menyimpulkan, ia bisa sebrutal apa pun yang dia mau, asalkan tidak menggunakan senjata kimia.”

Aleppo - Suriah

Sejak pengepungan dimulai di Aleppo, kota yang tadinya begitu sibuk itu pelan-pelan runtuh jadi puing-puing.

Bagaimana orang seperti kita bisa membantu?

Tim Eaton mengatakan, salah satu pilihannya adalah menyumbang kepada lembaga sosial yang bekerja di Suriah, walaupun makin sulit saja untuk melakukan kerja kemanusiaan di medan perang.

“Sungguh saya kira orang-orang bisa mendorong agar masalah ini menjadi agenda dan kepedulian para politikus.”

“Apa yang terjadi di Aleppo tak bisa dianggap sebagai sekadar kejadian biasa.”

“Terang-terangan saja: kita tak melihat kepedulian dan tanggung jawab (para politikus) tentang masalah ini. Kita harus menuntut agar para politikus mengemban kewajiban mereka soal ini.”

Fakta tentang Aleppo, Kota Terbesar Kedua di Suriah

fakta tentang Aleppo - pasar-aleppo

Sebuah pasar di Aleppo yang mendapat serangan Rezim Suriah

Perang yang Terus Berkecamuk di Aleppo

Ketika protes anti-pemerintah di Suriah meletus pada Maret 2011, Rezim melakukan segala usaha untuk memastikan Aleppo tidak jatuh ke tangan oposisi.

Tetapi hal itu tidak berlangsung lama, Aleppo akhirnya tetap jatuh pada pertempuran panas di dalamnya.

Pada bulan Februari 2012, dua serangan bom menghantam markas intelijen dan polisi Suriah dan menewaskan 28 orang dalamnya.

Setelah itu bentrokan semakin meningkat antara Rezim Suriah dan oposisi di wilayah-wilayah yang dekat dengan Aleppo.

Pertempuran di kota Aleppo dimulai pada pertengahan Juli 2012. Oposisi berhasil merebut kendali dari beberapa kabupaten di utara, timur, selatan dan barat.

Pada akhir bulan, pertempuran menyebar ke pusat kota bersejarah, bahkan mencapai gerbang kota tua, sebuah situs Warisan Dunia Unesco.

Pada bulan September 2012, kobaran api menyapu sebuah pusat perdagangan kuno setelah bentrokan terjadi di sekitarnya, sementara pada April 2013 abad ke-11 menara Masjid Agung diserang Rezim sehingga hancur berkeping-keping.

Dalam beberapa bulan pertempuran di Aleppo menjadi perang yang menguras tenaga. Sebagian besar wilayah yang disengketakan dan garis depan mengalami pergeseran terus-menerus.

Pihak oposisi berhasil memperoleh senjata berat yang mereka butuhkan untuk mengalahkan pasukan Rezim. Sementara jalur pasokan Rezim terganggu karena fokus mempertahankan Damaskus, dimana oposisi juga menyerang di wilayah ini pada bulan Juli 2012.

Sejak akhir 2013, pasukan Rezim telah melancarkan kampanye udara mematikan di Aleppo menggunakan bom barel, yang menimbulkan kerusakan yang dahsyat.

Saat itu pihak oposisi di wilayah utara kota juga terlibat pertikaian dengan Negara Islam (ISIS).

Warga Suriah di wilayah itu semakin tertekan setelah Rusia secara resmi mengumumkan perang di Suriah untuk membantu Rezim.

Moskow mengatakan hanya menargetkan jihadis, tetapi fakta membuktikan ratusan rakyat sipil menjadi korban kebrutalan serangan udara Rusia.

Pada bulan Februari 2016, pemerintah Suriah merebut kembali kota-kota utara Aleppo dan mengklaim telah mengepung oposisi. Dan pada bulan April 2016, serangan Rezim dan sekutu masih terus berlangsung hingga menyebabkan jatuhnya korban dari pihak sipil.

Aleppo adalah kota terbesar kedua di Suriah dan sebagai pusat industri dan keuangan negara.

Kota Aleppo - Suriah

Kota Aleppo

Kota terbesar kedua setelah Damaskus ini telah menjadi pusat perdagangan sepanjang sejarah. Menurut sejarawan, Aleppo adalah kota komersial dan industri yang paling berkembang pada kekaisaran Utsmaniyah setelah Konstantinopel dan Kairo.

Aleppo dengan luas wilayah 190 km persegi itu telah memiliki sarana transportasi yang lengkap mulai stasiun hingga bandara. Ia juga terkenal dengan industri tekstil, bahan kimia, farmasi, elektronik dan lainnya, termasuk industri pariwisata yang terus berkembang.

Dalam tahun pertama konflik Suriah, belum terlihat jelas kecamuk perang yang dahsyat sebagaimana kota-kota lainnya. Namun pada bulan Juli 2012, kota itu tiba-tiba menjadi ajang pertempuran yang dahsyat. Oposisi Suriah melancarkan serangan di kota tersebut setelah menguasai wilayah utara Suriah.

Keindahan kota Aleppo di malam hari

Keindahan kota Aleppo di malam hari

Perebutan wilayah setiap hari terus terjadi di Aleppo, antara pihak Oposisi dan Rezim. Hal itu membuat masing-masing pihak memegang satu kontrol wilayah tersendiri, oposisi di bagian timur sedangkan Rezim di bagian barat.

Hingga 2013, pasukan Rezim terus gencar melakukan serangan udara. Dan pada 2015, Rusia memberikan bantuan udara kepada Rezim dan mengerahkan jet-jet tempurnya untuk menghancurkan wilayah-wilayah di kota ini sehingga korban sipil pun semakin bertambah.

Garuda Citizen truly of Indonesia » politik, hukum, sosial, wisata, budaya, dan berbagai berita peristiwa menarik dan penting untuk dibaca.