Connect with us

Puisi

Ratu Ayu dan Puisi-Puisinya

Published

on

Ratu Ayu Neni Saputra

Sebuah puisi yang dilepas begitu saja di media sosial, yang digoreskan seorang wanita yang saya kenal beberapa tahun lalu. Dari beberapa puisinya, mengalami perubahan warna begitu dinamis seiring dengan perjalanan waktu.

Sebagai pribadi, saya selalu menebak-nebak dengan satu kesimpulan pasti. Warna dan karakter puisinya selalu mengikuti ‘mood’ dari seorang wanita yang selalu berubah-ubah. Terpengaruh oleh alam sekelilingnya. Terpengaruh oleh suasana hatinya.

Namun karena itu pula lah pusisinya selalu penuh warna baru. Ia menciptakan mata rantai puisi yang dinamis. Goresan katanya, melompat dan menari mengiringi gerak langkah si penciptanya. Kadang penuh emosi, kadang bersilmut sedih, kadang membara, kadang kocak, dan terus berubah begitu.

Di kalangan teman-teman penulisnya, ia di panggil Ratu Ayu. Sebelum itu, ia juga memperkenalkan dirinya bernama Neni Saputra.

Kenapa ada kata “Saputra”, padahal jika dia wanita, seharusnya Saputri atau minimal Neni Putri. Untuk itu, kembali secara pribadi saya lupa dan tak berencana untuk menanyakannya. Saya lebih asik dengan puisi-puisi Sang ibu rumah tangga yang tinggal di Kota Cirebon – Jawa Barat itu.

Jika anda tertarik dengan puisi atau sekedar mempertanyakan kasus “SAPUTRA” itu, mungkin bisa menyambangi langsung akun facebooknya; Ratu Ayu (Neni Saputra).

Berikut adalah puisi yang saya katakan pada paragraf awal tadi. Cobalah untuk ikut menebak kondisi hatinya saat ia menulis puisi ini. Dan kita tunggu puisi selanjutnya, dan kemudian menebak lagi, menebak lagi, begitulah seterusnya.

puisi ratu ayu neni saputra

RAHIM PUISI

Lembut senyummu membentuk pelangi dimataku

Untaian kata mengasah seluruh kata

Kalimat demi kalimat kau lahirkan sepenuh jiwa

Membuatku selalu dahaga keindahan yg kau ciptakan

Hingga airketuban ku reguk dari rahim puisimu

Agar terbasahi seluruh nalar dan logikaku

Rindumu membuatku candu

Memijar cahaya purnama

Sementara aku hanya memandang

Tanpa dapat menjamah sempurna

 

CPH, 2011
Dari kumpulan puisi perempuan
Ratu Ayu

Garuda Citizen truly of Indonesia » politik, hukum, sosial, wisata, budaya, dan berbagai berita peristiwa menarik dan penting untuk dibaca.

Advertisement
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Puisi

Puisi Artvelo Sugiarto, Menyapamu Nak

Published

on

Masa keindahan itu adalah nafas yang tak pernah jauh dari ingatan. Juga tentang perjalanan hidup anak manusia yang tak pernah tahu akan batas waktu. Dimana kelahiran merupakan awal hidup bersama melukiskan tentang harapan kepada anak anak yang terlahirkan. Tentunya juga banyak menumpuk kerinduan, Dan segala kasih sayang itu dalam diri Arvelo Sugiato

Kepada Rachna H

Nak… Malam ini bulan enggan keluar dari balik awan
seperti rinduku tentang kamu
selalu tersimpan rapi di lemari batinku
Nak … coba kau ingat kembali
bagaimana kita mengenang
saat kita lepas perahu kertas di kali lalu
kau tersenyum begitu manis
tapi bagiku senyummu adalah misteri
yang tak pernah usai hingga kini

Semarang 2-7-2016

 

 

Continue Reading

Puisi

Sang Misterius #Puisi

Published

on

By

Puisi Ratu Balqis

Matamu
Hidungmu
Bibirmu
Ada di pelupuk mataku

Tatapanmu
Senyummu
Tawamu
Menggoda hatiku

Bisa memandang
Tak bisa tersentuh
Bisa menyapa
Tak bisa meraba
Bisa berkhayal
Bisakah memiliki ??

Wahai sang misterius
Wahai sang penggoda hati
Hentikan kerlingmu
Agar ku kian tak hanyut
Dalam lamunan tak bertepi

Ratu BilQisSabtu,20:17.90.04.2016
By @ Ratu BilQis

Continue Reading

Puisi

Artvelo Sugiarto Dalam Puisi Rindunya Rindu

Published

on

Artvelo Sugiarto nama yang bagus tak se seram panggilannya “HANTU LAUT”, dengan penampilan rambut panjang terbakar sinar matahari laut ‘MUNGKIN” sosok ini merupakan penyair apa adanya. Supel dan ramah terhadap teman, sehingga banyak teman jatuh cinta dengan banyak pula menyimpan rindu. Artvelo Sugiarto terus melaju membelah samudera, membentangkan layar menerjang badai. Dan kuat menebarkan jala jala, menembus dasar hingga karang karang. Mengangkat Puisi dalam berpuisi, ada hidup, kelahiran dan rindu, juga perjalanan manusia menjadi di manusiakan. Itulah Artvelo dalam buah karya sastra puisinya yang selalu mencoba hidup dan menghidupkan orang banyak untuk mengenal puisi. Priya berambut panjang dengan cat merah menandai jati dirinya sebagai penyair Kota Semarang Jawa Tengah. Asal Jawa Timur.
WAKTU
Artvelo Sugiarto•

Pada senja kutitipkan saga
Karena waktu begitu sempit menuju isya
Waktu tak mungkin dibalik
Meski begitu panjang menuju shubuh
Terus bergulir tanpa kata
Diam tanpa memberi tahu
Dimana kaki terus melangkah
Mendekat pada garis waktu

Kutitipkan saga pada senja
Ketika waktu begitu sempit menuju isya

Tuhan…..
Jangan tuntun aku
Aku sedang mencarimu

semarang 6-5-2015

DI PINTU SENJA
Artvelo Sugiarto•

ketika rindu tak lagi menyapa
daun daun luruh di pelataran hati
tersapu angan tentang dirimu kasih..

debur ombak adalah gairahku
yang rindu akan pasir pantai kasihMU

aku bukanlah karang
ketika bicara tentang cinta
aku adalah gemuruh ombak yang selalu rindu akan pantai
aku bukanlah seorang columbus
yang selalu melayari samudera untuk menemukan beberapa pulau
aku adalah biduk di tengah samudera yang rindu akan dermaga

ketika rindu tak lagi menyapa
di mana desauMU
sedang aku sudah berdiri di pintu senjaMU

semarang 1-okt-2015

aku juga rindu
kemaren ketika senja
kau gandeng tanganku mengelilingi kampung
dengan menyeret mobil mobilan

mulutmu terus meracau dengan bahasa yang tak aku pahami
namun dari binar sorot matamu kulihat suka dan bahagia
kadang kau berlari kecil saat sebuah mobil melitas
“Bibil..bibil..”katamu..

ketika senja menuju pulang terus saja meracau
ana…ana..dengan bahasa yang sudah tak asing ditelingaku
sambil tanganmu menujuk pada satu arah menuju kerumah

semarang 20-4-2015

Continue Reading

Trending