Berita
Affif: Banjir Bisa Dicegah, Asal Warga Rutin Gotong Royong Bersihkan Selokan

Rejang Lebong, Garuda Citizen – Permasalahan banjir akibat selokan tersumbat kembali menjadi sorotan warga di Kabupaten Rejang Lebong. Minggu (28/9), warga di Kelurahan Batu Galing dan Kelurahan Air Bang Kecamatan Curup Tengah melakukan gotong royong membersihkan selokan dan gorong-gorong yang lama tak terurus.
Kegiatan ini juga diikuti Anggota DPRD Kabupaten Rejang Lebong dari Daerah Pemilihan 4, JE Ahmad Raffif Ghali, yang turun langsung bersama masyarakat untuk mengatasi persoalan lingkungan tersebut.
Gotong Royong:
Kegiatan gotong royong berlangsung sejak pagi. Puluhan warga bersama-sama mengangkat sampah plastik yang menumpuk, mengeruk lumpur yang sudah mengeras menjadi sedimen, dan membersihkan rumput liar di sekitar saluran air.
Hasilnya cukup mencengangkan: banyak selokan dipenuhi sampah rumah tangga, terutama plastik sekali pakai, yang jelas mengganggu kelancaran aliran air.
Sampah Plastik Menjadi Penghambat Utama
Dari temuan di lapangan, sebagian besar penyebab tersumbatnya saluran air adalah sampah plastik. Mulai dari kantong kresek, botol minuman, hingga pembungkus makanan, semua menumpuk hingga menutup jalur air.
Kondisi ini membuat air hujan tidak bisa mengalir dengan lancar, sehingga meluap dan menggenangi pemukiman warga.
“Kalau selokan penuh plastik begini, wajar saja setiap hujan deras langsung banjir. Ini harus jadi perhatian bersama,” kata Affif, sapaan akrabnya.
Ia menambahkan, persoalan banjir sebenarnya bisa dicegah jika masyarakat lebih disiplin membuang sampah pada tempatnya dan rutin menjaga kebersihan lingkungan.
Selain plastik, masalah lain adalah endapan lumpur yang sudah berubah menjadi sedimen keras. Proses penggalian selokan pun membutuhkan tenaga ekstra, karena lumpur yang sudah lama mengendap sulit diangkat dengan alat sederhana.

Budaya Gotong Royong yang Mulai Luntur
Politisi PAN ini juga menyebut, gotong royong seperti ini penting bukan hanya untuk kebersihan lingkungan, tetapi juga untuk menghidupkan kembali budaya kerja bakti yang perlahan mulai ditinggalkan.
“Kalau hanya mengandalkan pemerintah, tentu tidak bisa menjangkau semua titik. Tapi kalau masyarakat terbiasa gotong royong, masalah seperti banjir bisa diatasi dari akarnya,” ujarnya.
Perlu Disiplin dalam Pengelolaan Sampah
Selain kerja bakti, hal penting yang ditekankan dalam kegiatan ini adalah kedisiplinan warga dalam mengelola sampah. Banyak warga yang masih terbiasa membuang sampah ke selokan, karena dianggap lebih praktis. Padahal, kebiasaan itu justru menjadi penyebab utama banjir.
“Pemerintah bisa menyediakan tempat sampah, tapi kalau masyarakat tidak mengubah kebiasaan, hasilnya tetap sama. Karena itu, kuncinya ada di kesadaran kita masing-masing,” tegas Affif.
Ia juga mengingatkan bahwa sampah plastik bukan hanya memicu banjir, tetapi juga menimbulkan masalah lingkungan jangka panjang. Plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, sehingga dampaknya akan terus dirasakan jika tidak ada perubahan pola hidup.
Hasil Nyata dari Gotong Royong
Setelah beberapa jam bekerja, hasil gotong royong mulai terlihat. Beberapa saluran air yang sebelumnya tersumbat sudah kembali mengalir lancar. Tumpukan sampah berhasil diangkat, dan sedimen lumpur yang menutup gorong-gorong sudah terkikis. Warga merasa lega karena setidaknya untuk sementara, ancaman banjir dapat berkurang.
“Kita berharap dengan selokan yang sudah dibersihkan, air tidak lagi meluap kalau hujan turun. Tapi tentu ini tidak cukup kalau hanya dilakukan sekali. Harus ada kelanjutan,” kata Affif.
Affif menegaskan bahwa dirinya akan terus mendorong kegiatan serupa di wilayah lain di Kabupaten Rejang Lebong. Menurutnya, banjir bukan hanya persoalan infrastruktur, tetapi juga soal kepedulian bersama.
“Kalau kita tidak menjaga lingkungan, pembangunan apapun yang dilakukan oleh pemerintah, maka hasilnua tidak akan efektif,” ungkapnya.

Warga Apresiasi Kegiatan
Partisipasi warga terlihat cukup tinggi dalam kegiatan gotong royong tersebut. Mereka bergantian mengangkat sampah dari selokan, ada yang mengeruk lumpur, ada pula yang mengangkut hasil pembersihan ke tempat penampungan sementara.
Antusiasme itu menunjukkan bahwa semangat gotong royong sebenarnya masih ada, tinggal bagaimana menghidupkannya kembali secara konsisten.
Bagi warga Air Bang, kegiatan ini juga menjadi kesempatan untuk menyampaikan keluhan langsung soal genangan air yang kerap muncul.
“Kalau hujan deras, air sering meluap ke jalan. Aktivitas warga terganggu. Kami harap kegiatan bersih-bersih ini bisa rutin dilakukan, bukan hanya sekali ini saja,” kata Rudi, warga setempat.
Warga berharap kegiatan seperti ini bisa dijadikan agenda rutin, tidak hanya ketika masalah banjir sudah parah.
“Kalau kerja bakti dilakukan sebulan sekali saja, saya yakin masalah banjir bisa ditekan. Tinggal bagaimana kita mau konsisten atau tidak,” ujar Rudi.(**)

You must be logged in to post a comment Login