Berita
Bupati dan Ketua DPRD Siap Bangun Kopi Tangguh Iklim Rejang Lebong

Rejang Lebong GarudaCitizen.com – Bupati Rejang Lebong Muhammad Fikri Thobari dan Ketua DPRD Juliansyah Yayan menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan Kopi Tangguh Iklim Rejang Lebong sebagai solusi pertanian berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan petani lokal.
Kopi Tangguh Iklim Rejang Lebong:
Komitmen untuk membangun Kebun Kopi Tangguh Iklim Rejang Lebong semakin nyata. Gerakan yang diinisiasi oleh Komunitas Petani Perempuan Inspiratif (Koppi Sakti) ini kini bersiap memasuki tahap yang lebih serius dengan merencanakan audiensi resmi bersama Bupati Rejang Lebong, Muhammad Fikri Thobari, dan Ketua DPRD Rejang Lebong, Juliansyah Yayan.
Peluang untuk menyampaikan keinginan audiensi itu muncul di sela-sela kegiatan Launching Pusat Usaha dan Pendidikan Koppi Sakti Bengkulu yang berlangsung di Desa Batu Ampar, Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang, Rabu, 23 April 2025.
Dua tokoh sentral Koppi Sakti Rejang Lebong, yakni Mercy Fitri Yana dan Heni, memanfaatkan momen tersebut untuk “mencuri-curi waktu” dan menyampaikan langsung aspirasi mereka kepada kedua pemimpin daerah tersebut.
Gayung bersambut, baik Bupati Fikri maupun Ketua DPRD Juliansyah Yayan menyatakan kesediaannya untuk menerima audiensi Koppi Sakti. Mereka bahkan meminta agar surat resmi diajukan dalam waktu dekat agar dapat segera dijadwalkan secara formal.
“Silakan segera kirim suratnya, nanti kami atur waktunya. Kami sangat mendukung inisiatif seperti ini,” ujar Ketua DPRD Rejang Lebong Juliansyah Yayan dalam pertemuan singkat itu.

Membangun Indonesia Dimulai dari Desa
Dalam tanggapannya, Bupati Rejang Lebong Muhammad Fikri Thobari menegaskan bahwa pembangunan Indonesia yang merata harus dimulai dari desa. Menurutnya, desa memiliki potensi luar biasa yang jika diolah dengan baik dapat menjadi penggerak ekonomi rakyat.
“Membangun Indonesia harus dimulai dari desa. Rejang Lebong sudah beberapa kali mendiskusikan dan menggali potensi yang ada, terutama sektor pertanian. Salah satunya kopi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fikri menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong tengah menyusun regulasi yang berpihak pada kesejahteraan petani kopi. Tujuannya jelas, agar komoditas unggulan daerah ini benar-benar bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat, sekaligus memberi kontribusi nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kita sedang siapkan regulasi supaya kopi benar-benar mensejahterakan petani. Produksi kopi Rejang Lebong saat ini mencapai 135 ribu ton per tahun. Ini potensi yang luar biasa. Tinggal bagaimana kita kelola secara berkelanjutan dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Kebun Kopi Tangguh Iklim Rejang Lebong: Solusi Pertanian Adaptif
Gerakan Kebun Kopi Tangguh Iklim Rejang Lebong yang diusung oleh Koppi Sakti bukan sekadar proyek pertanian biasa. Gerakan ini mengedepankan prinsip keberlanjutan, adaptasi terhadap perubahan iklim, pemberdayaan perempuan, dan edukasi pertanian yang terstruktur.
Koppi Sakti percaya bahwa ketangguhan petani terhadap perubahan iklim adalah kunci kelangsungan pertanian di masa depan. Dalam program ini, para petani – khususnya perempuan – akan mendapatkan pelatihan teknik bercocok tanam yang adaptif, sistem irigasi efisien, serta pemanfaatan teknologi informasi untuk pengawasan tanaman.
“Petani kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan pengetahuan tradisional. Perubahan iklim sudah nyata dirasakan. Kita harus bergerak, beradaptasi, dan berinovasi,” ujar Mercy Fitri Yana, salah satu penggerak utama Koppi Sakti Rejang Lebong.
Dukungan Pemerintah Daerah: Momentum yang Tepat
Kesediaan Bupati dan Ketua DPRD Rejang Lebong untuk menerima audiensi ini menjadi sinyal positif bagi kelanjutan program tersebut. Dengan adanya dukungan dari pemangku kebijakan, diharapkan gerakan ini tidak hanya menjadi inisiatif komunitas, tetapi juga bagian dari rencana pembangunan daerah.
Ketua DPRD Rejang Lebong, Juliansyah Yayan, juga menyampaikan bahwa DPRD sangat terbuka untuk menerima masukan dari komunitas, khususnya yang berkaitan dengan penguatan sektor pertanian dan peningkatan ekonomi rakyat.
“Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh kolaborasi dari masyarakat. Gerakan seperti Koppi Sakti ini patut didukung karena menyasar akar permasalahan langsung di lapangan,” tegasnya.
Baca Juga: Program 100 Hari Bupati dan Wakil Bupati Rejang Lebong: Langkah Nyata Menuju Perubahan
Langkah Strategis Menuju Audiensi Resmi
Setelah menerima sinyal hijau dari dua pemimpin daerah tersebut, Koppi Sakti Rejang Lebong langsung bersiap menyusun surat permohonan audiensi resmi. Dalam surat tersebut, direncanakan akan disampaikan secara rinci tujuan, sasaran, dan peta jalan gerakan Kebun Kopi Tangguh Iklim Rejang Lebong.
Harapannya, dari audiensi tersebut akan terjalin sinergi antara komunitas petani, pemerintah daerah, dan DPRD dalam menciptakan kebijakan yang berpihak pada petani serta ramah lingkungan.
Sinergi untuk Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan
Gerakan Kebun Kopi Tangguh Iklim Rejang Lebong menjadi salah satu contoh nyata inisiatif dari akar rumput yang memiliki dampak besar jika didukung oleh kebijakan yang tepat. Audiensi yang direncanakan menjadi awal dari kolaborasi strategis antara komunitas dan pemerintah.
Dengan potensi produksi kopi mencapai 135 ribu ton per tahun, Rejang Lebong memiliki peluang besar untuk menjadi sentra kopi unggulan berbasis desa yang tangguh terhadap perubahan iklim.
Jika sinergi ini terwujud, maka cita-cita untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengangkat nama Rejang Lebong di kancah nasional bukanlah hal yang mustahil.
Baca Juga: SEO Analytics: Definisi + Panduan Lengkap Memulainya
Apa Itu Kopi Tangguh Iklim?
Kopi Tangguh Iklim adalah pendekatan terpadu dalam budidaya kopi yang dirancang untuk meningkatkan ketahanan petani terhadap dampak perubahan iklim, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Konsep ini berkembang di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Bengkulu, dengan menggabungkan kearifan lokal, praktik pertanian berkelanjutan, dan pemberdayaan komunitas, terutama perempuan petani kopi.
Tujuan dan Prinsip Utama
- Adaptasi terhadap Perubahan Iklim: Mengadopsi praktik pertanian yang mampu menghadapi tantangan iklim, seperti suhu ekstrem dan curah hujan yang tidak menentu.
- Revitalisasi Kearifan Lokal: Menghidupkan kembali metode tradisional dalam pengelolaan kebun kopi yang selaras dengan lingkungan, seperti sistem polikultur dan agroforestri.
- Pemberdayaan Perempuan: Melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan kebun kopi, mengakui peran penting mereka dalam pertanian dan komunitas.
- Pengembangan Ekowisata dan Diversifikasi Ekonomi: Mendorong kegiatan ekonomi tambahan seperti ekowisata dan pengolahan produk turunan kopi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kopi Tangguh Iklim merupakan model pengembangan pertanian yang holistik, mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dengan mengedepankan kearifan lokal dan pemberdayaan komunitas, terutama perempuan, pendekatan ini tidak hanya meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim, tetapi juga mendorong pembangunan berkelanjutan di wilayah pedesaan. (red)

You must be logged in to post a comment Login