Connect with us

Seni Tari

Keunikan Tari Reog Ponorogo yang Spektakuler

Published

on

maxresdefault 3

Tari Reog Ponorogo merupakan salah satu seni tradisional yang berasal dari Kabuaten Ponorogo, Jawa Timur.

Tarian ini selalu digelar di area terbuka karena formasi penarinya yang banyak. Selain itu tarian tersebut juga kerap ditampilkan sebagai hiburan rakyat.

Tariannya dipercaya memiliki unsur magis yang membuat tari Reog begitu menarik.

Penari utama dalam gelaran tari Reog ini memakai topeng yang sangat besar mirip kepala singa dan berhiaskan bulu merak di bagian atas.

Selain itu juga diiringi beberapa penari yang memakai topeng serta membawa kuda lumping. Ingin tahu lebih dalam tentang keunikan tari Reog ini? Simak ulasan berikut selengkapnya.

Sejarah Reog dan Asal Usul Kisahnya

Menurut cerita yang populer di masyarakat, ada beberapa versi tentang Reog dan Warok serta asal usulnya.

Cerita yang cukup populer ialah tentang kisah pemberontakan Ki Ageng Kutu, abdi kerajaan Majapahit ketika Bhre Kertabhumi berkuasa sekitar abad ke 15.

Pertunjukan tari Reog dibuat oleh Ki Ageng Kutu sebagai simbol perlawanan dan juga sindiran pada sang raja yang tak berkutik karena pengaruh sang permaisuri yang bersal dari Tiongkok yang begitu kuat.

Versi Tari Reog Ponorogo

Versi lain dari tarian Reog Ponorogo yang kini banyak berkembang ialah kisah tentang Raja Klono dari Ponorogo yang ingin melamar seorang putri Kediri, bernama Dewi Ragil Kuning, tetapi di tengah jalan ia dihadang Raja Singa Barong yang juga dari Kediri.

Raja Singa Barong ini bersama merak dan singa, sedang dari Kerajaan Ponorogo, ada Raja Klono serta Bujang Ganong, yang dikawal oleh beberapa warok yang memiliki ilmu hitam yang hebat dan mematikan(di dalam tarian, warok digambarkan dengan pria yang berpakaian hitam-hitam).

Seluruh tarian Reog ini menggambarkan peperangan antara dua kerajaan besar yakni Kerajaan Ponorogo dan Kerajaan Kediri yang saling adu kekuatan ilmu hitam. Bahkan di dalam tariannya beberapa penari kerap mengalami  “kerasukan” ketika sedang membawakan tariannya.

Pagelaran Seni Reog

Tari Reog modern umumnya digelar dalam banyak acara, misalnya saja seperti acara pernikahan, khitanan, serta peringatan hari besar Nasional. Kesenian tari Reog sendiri terdiri dari 2 hingga 3 rangkaian tarian pembuka. Berikut diantaranya.

#1 Tarian Warok

Tarian pertama umumnya dipentaskan oleh 6 sampai 8 pemuda dengan gagah dan berpakaian serba hitam, serta wajah yang dipoles dengan warna merah menyala. Para penari tersebut menggambarkan karakter singa yang pemberani.

#2 Tarian Jaran Kepang

Lalu rangkaian berikutnya, dibawakan oleh 6 sampai 8 pemudi sambil menaiki kuda(Jaran Kepang). Di pagelaran tari Reog tradisional, biasanya penari ini dibawakan oleh laki-laki namun memakai pakaian wanita. Rangkaian tarian tersebut dikenal dengan jathilan atau tari jaran kepang, tarian ini berbeda dengan kesenian tari Kuda Lumping.

#3 Tarian Ganongan

Selanjutnya ialah tarian Ganongan atau Bujang Ganong, yang biasanya dibawakan oleh seorang anak kecil yang menari dengan adegan yang lucu dan menghibur.

#4 Tarian Inti

Setelah rangkaian tarian pembuka tersebut selesai dibawakan, baru kemudian ditampilkan adegan inti dari tari Reog. Tarian inti ini sendiri tergantung kondisi  dan situasi acara di tempat tari Reog digelar.

Ketika acaranya berupa acara pernikahan, maka cerita inti adegan tarian akan berhubungan dengan cerita percintaan. Sedangkan untuk acara lainnya biasanya menyuguhkan cerita pendekar.

#5 Tarian Penutup

Sebagai penutup dalam rangkaian tari Reog, biasanya akan ditutup dengan adegan Singa Barong. Tarian ini dibawakan seorang penari yang meggunakan topeng raksasa dengan bentuk seperti kepala singa yang bermahkota bulu merak.

Topeng tersebut memiliki berat mencapai 50 hingga 60 kg, dan dibawa dengan digigit oleh sang penari menggunakan giginya. Tentu tak banyak penari yang bisa membawa topeng Singa Barong ini karena bebannya yang berat dan hanya bisa dilakukan dengan latihan yang rutin dan tirakat.

Baca juga seni tari lainnya;

Tari Reog Ponorogo dan Tokoh-tokoh di dalamnya

Keunikan yang dimiliki tarian khas Ponorogo ini ialah tokoh-tokoh yang ada di dalam tarian tersebut. Setiap tokoh memiliki karakter unik dan memiliki sisi magis yang begitu kental. Berikut tokoh-tokoh dalam tarian Reog, diantaranya.

#1 Jathil

Karakter yang pertama ialah Jathil, tokoh ini digambarkan sebagai prajurit berkuda. Sedangkan Jathilan merupakan gerakan tarian yang dibawakan tokoh tersebut yang menggambarkan ketangkasan para prajurit yang tengah berlatih dari atas kuda.

Gerakan tarian Jathilan ini biasanya dibawakan secara berpasangan. Mulanya karakter Jathil ini dibawakan oleh penari pria dengan perawakan halus dan lebih mirip wanita.

Namun belakangan, dengan alasan agar lebih feminim peran karakter ini dimainkan oleh penari wanita.

#2 Warok

Karakter selanjutnya ialah Warok, nama Warok sendiri asal kata dari “wewarah”, maknanya ialah seseorang yang memiliki tekad suci, mampu memberi tuntunan serta perlindungan yang tanpa pamrih.

Warok sendiri merupakan tokoh “wong sugih wewarah” atau orang yang banyak memiliki wewarah. Maknanya, ketika seseorang yang memerankan tokoh Warok karena ia mampu memberikan petunjuk pada orang lain tentang arti hidup yang lebih baik.

Karakter Warok bagi masyarakat Ponorogo sudah sejak dulu menjadi bagian penting hingga mendarah daging, dan diwariskan turun temurun oleh nenek moyang.

#3 Barongan atau Dadak merak

Karakter utama dan paling dominan dalam rangkaian seni tari Reog ialah Barongan atau Dadak merak, karakter tersebut berupa topeng raksasa yang terdiri dari dua bagian.

Diantaranya Kepala Harimau atau caplokan yang tersusun dari kerangka kayu, bambu dan rotan yang ditutup menggunakan kulit dari Harimau Gembong.

Lalu Dadak merak, yang tersusun dari kerangka rotan dan bambu sebagai alas untuk menempatkan bulu merak.

Sehingga menggambarkan seperti burung merak yang tengah memekarkan bulunya yang cantik serta untaian tasbih atau manik-manik.  

Kemudian ada Krakap, yang berupa kain beledru berwarna hitam yang disulam dengan monte, dan menjadi aksesori untuk menuliskan identitas dari grup Reog tersebut.

Dadak merak ini sendiri memiliki panjang hingga 2,25 m dan lebar 2,30 m, dengan berat hampir 50 kg bahkan lebih.

#4 Klono Sewandono

Karakter selanjutnya ialah Raja Klono atau lebih dikenal dengan sebutan Klono Sewandono, ia adalah seorang raja yang sakti mandraguna dan memiliki pusaka yang sangat sakti berupa cemeti yang memiliki sebutan Pecut Samandiman.

Karakter sang Raja yang gagah berani digambarkan melalui gerakan tari yang penuh wibawa sekaligus lincah.

#5 Bujang Ganong atau Ganongan

Karakter berikutnya ialah Bujang Ganong atau Ganongan yang juga kerap disebut Patih Pujangga Anom merupakan karakter yang kocak, energik sekaligus memiliki keahlian bela diri yang tinggi.

Di setiap pagelaran selalu di tampilankan oleh dua orang anak-anak dengan gerakan yang lincah dan lucu.

Demikian tadi sekilas informasi tentang keunikan tarian asal Ponorogo yakni Tari Reog yang melegenda dan penuh nuansa mistis yang kental.

Kesenian Tari Reog Ponorogo ini termasuk salah satu kesenian tari yang kolosal yang menggabungkan antara seni tari yang indah dan atraksi spektakuler topeng raksasa Singa Barong.

Tarian daerah menjadi salah satu warisan budaya yang sangat penting untuk dilestarikan agar bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya. Semoga bermanfaat.

Blogger dan SEO Expert di Garuda Website. Sebuah perusahaan Web Developer di Jakarta Indonesia

Sosial Budaya

6 Tari Tarian Daerah Pada Saat Ini Beralih Fungsi Untuk Acara Menyambut Tamu

Published

on

By

tari tarian daerah pada saat ini beralih fungsi untuk acara

Tari adalah bagian dari budaya dan seni Indonesia, jadi tari tarian daerah pada saat ini beralih fungsi untuk acara apa? Ada begitu banyak tarian tradisional, bahkan di setiap daerah ada tarian khusus. Tarian tradisional ditampilkan untuk berbagai alasan, mulai dari hiburan hingga penyambutan tamu, bahkan untuk melindungi dari bencana. 

Berikut tari tarian daerah pada saat ini beralih fungsi untuk acara menyambut tamu

Bukan hal aneh jika seorang pejabat penting bertemu dengan tarian tradisional daerah saat berkunjung ke daerah tersebut. Ada beberapa tarian tradisional Indonesia yang digunakan untuk menyambut tamu, simak terus. 

1. Tari tidi lo o’ayabu, gorontalo

Tari tidi lo oayabu gorontalo
Sumber gambar: Kibrispdr

Di Gorontalo adalah tarian daerah yang pertama kali muncul antara abad ke-17 dan ke-18, menurut kementerian pendidikan dan kebudayaan. Tari tidi lo o’ayabu sering dipentaskan pada acara pernikahan, pesta ulang tahun, atau acara lainnya untuk menyambut tamu atau mengundang tamu. 

Tarian ini memiliki 14 bagian yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Gerakan menjentikkan kipas adalah gerakan khusus yang dimaksudkan untuk membubarkan semua tantangan. Tari tarian daerah pada saat ini beralih fungsi untuk acara ini untuk menyambut tamu.

2. Tari merak, jawa barat

Tari merak jawa barat
Sumber gambar: Hypeabis

Tari merak merupakan salah satu tarian yang menjadi icon Jawa Barat. Tarian ini diciptakan oleh seorang koreografer bernama Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950-an, menurut Seruni. 

Tarian ini merupakan aplikasi dari kehidupan burung merak, lebih spesifiknya bagaimana burung merak jantan menarik perhatian burung merak betina dengan menampilkan bulu ekornya yang indah. 

Tarian merak digunakan untuk mengundang tamu pada acara tertentu atau untuk menyambut pesta pengantin pria yang sedang berjalan menyusuri pelaminan. Tarian ini biasanya dilakukan berpasangan, dengan masing-masing peserta menggambarkan burung merak jantan dan betina. 

3. Tari selamat datang, papua

Tari selamat datang papua
Sumber gambar: Haloedukasi

Seperti namanya, tarian ini dimaksudkan untuk menyambut tamu dari suku lain, orang dari luar kota, dan pejabat daerah dan pusat. Tarian ini merupakan simbol dari tuan rumah yang disambut oleh masyarakat di Papua, dan merupakan salah satu ikon masyarakat.

Tarian ini biasanya dibawakan oleh penari wanita dan pria, yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Nantinya memakai pakaian khas Papua dan dipersenjatai dengan atribut tarian. Tari tarian daerah pada saat ini beralih fungsi untuk acara ini untuk menyambut tamu.

4. Tari pandet, bali 

Tari pandet bali
Sumber gambar: Gramedia

Bali adalah daerah indah yang kaya akan budaya dan seni, termasuk tari. Selain tari Kecak, Bali memiliki tari Pendet yang biasa digunakan untuk pertunjukan dalam upacara adat atau penyambutan tamu. Tarian ini dapat dibawakan oleh wanita mana saja, karena didasarkan pada gerakan-gerakan penari senior di depannya. 

Tariannya identik dengan gerakan tangan penari yang anggun diikuti dengan gerakan jari-jarinya yang halus. Penari bermata lebar berlutut dan berdiri di atas simbal dalam adegan yang berputar di sekitar kepala penari dan mata lebar bergoyang mengikuti musik. 

5. Tari Serimpi, yogyakarta

Tari Serimpi yogyakarta
Sumber gambar: Kumparan

Tarian serimpi merupakan tarian keramat Yogyakarta yang hanya dibawakan oleh kalangan internal keraton pada zaman dahulu, baik keraton Yogyakarta maupun Surakarta. Karena musik dan gerak penarinya fleksibel, penonton diajak ke alam mimpi, kata serimpi memiliki arti mimpi.

Tarian ini awalnya sangat panjang, dengan durasi 1 jam, tetapi dengan berlalunya waktu, durasi tarian telah dikurangi menjadi 15 menit. Tari tarian daerah pada saat ini beralih fungsi untuk acara ini untuk menyambut tamu.

6. Tari gambyong, jawa tengah

Tari gambyong jawa tengah
Sumber gambar: Wikipedia

Tari Gambyong, sebuah tarian klasik Jawa, pada awalnya hanya dipentaskan di istana untuk tamu-tamu istimewa yang datang.

Jawa Tengah, tujuan liburan surga di pulau Jawa, adalah tempat asal tari Gambyong. Tari gambyong pertama kali digunakan untuk memohon kesuburan padi dan panen melimpah dalam upacara ritual pertanian. Tarian ini menggambarkan sekelompok penari sebagai Dewi Sri, atau dewi padi, yang menari untuk menyambut musim panen. 

Tari gambyong merupakan kekayaan budaya yang sering ditampilkan pada acara-acara penting di Jawa Tengah, dengan tarian bercorak kendang diselingi gerakan tari yang luwes, pakaian berwarna kuning dan hijau yang melambangkan kemakmuran. 

6 tarian tradisional Indonesia yang digunakan untuk menyambut tamu tercantum di atas. Demikian informasi mengenai tari tarian daerah pada saat ini beralih fungsi untuk acara menyambut tamu, semoga bermanfaat. 

Baca Juga: Identifikasi Kebutuhan Pasar Lokal? Disertai Contohnya

(Upy/G)

Continue Reading

Seni Tari

Keistimewaan Tari Gambyong – Jawa Tengah

Published

on

Keistimewaan Tari Gambyong – Jawa Tengah

Tari Gambyong – Jawa Tengah adalah jenis tari klasik yang digunakan dalam sebuah pertunjukan atau dalam penyambutan tamu. Tari ini biasanya hampir selalu ada dalam acara adat masyarakat Jawa. Apa saja keistimewaan Tari Gambyong, asal mula dan cara menarikan tarian ini? Berikut penjelasan singkatnya.

Apa yang Membuat Tari Gambyong Istimewa?

Ciri tari Gambyong adalah kostum tari yang dikenakan dalam pertunjukan selalu memiliki nuansa warna kuning dan hijau. Warna ini dipilih karena menunjukkan simbol kesuburan dan kemakmuran rakyat.

Tari ini menggunakan sampur dalam pertunjukannya. Sampur merupakan selendang atau tali panjang yang diikatkan di bagian perut sang penari. Penggunaan sampur ini dikaitkan dengan kelembutan yang dimiliki oleh para wanita.

Selain itu, sebelum memulai pertunjukkan tari, acara selalu dibuka dengan memainkan gendhing Pangkur. Jika Anda masyarakat Jawa, tentu sudah tidak asing dengan gendhing Pangkur ini. Irama kendang menyatu selaras dengan gerakan penari yang luwes.

Tari ini juga memiliki karakteristik yang sangat menonjolkan kerakyatan, sehingga tari ini juga masuk dalam jenis tari pergaulan masyarakat. Dalam berbagai variasi, tarian ini juga disebut dengan istilah Tari Tayub. Jenis tari ini sangat berkaitan dengan taledhek atau tledek atau ledek.

Ciri khas lain dari tari ini adalah adanya keluwesan dari penari wanita yang terkesan erotis. Penari tunggal wanita akan menarikan tarian ini dengan gerakan yang tregel dan luwes sesuai dengan irama dari iringan pola kendang yang terdengar rumit.

Kapan Tari Ini Dibuat?

Tarian ini dikenalkan oleh K.R.M.T Wreksodiningrat ke dalam pihak keraton saat masa Pakubuwana IX pada tahun 1861-1893. Saat dibawa ke dalam keraton, tarian ini dimainkan oleh para pesinden atau penari waranggana.

Setelah mengetahui tarian ini, pihak dari keraton Mangkunegaran membuat jenis baru dari modifikasi tarian ini. Jenis tari Gambyong yang baru pun tercipta dengan nama tari Gambyong Pareanom. Jenis baru ini dibawakan pada tahun 1950 oleh Nyi Bei Mintoraras.

Perkembangan tari Gambyong terus berlanjut sejak tari ini ditetapkan sebagai tari penyambutan tamu di daerah Jawa Tengah. Saat itu Gubernur Jawa Tengah, H.Ismail, menetapkan tari ini sebagai adat untuk menyambut tamu.

Sejak saat itu, tari Gambyong terus berkembang dan memiliki berbagai ragam modifikasi seperti tari Gambyong Mudhatama, Gambyong Dewandaru, Gambyong Campursari, Gambyong Ayun-ayun, Gambyong Pangkur dan Gambyong Gambirsawit.

Baca juga: 10 Kesenian Tari Tradisional Indonesia

Dari Mana Tari Gambyong Berasal ?

Tari Gambyong berasal dari Provinsi Jawa Tengah tepatnya di daerah Surakarta. Tarian ini hidup dalam kehidupan masyarakat Jawa Tengah yang luwes menghadapi berbagai macam tuntutan kehidupan. Tari ini juga menjadi salah satu bukti betapa kaya masyarakat Jawa akan adat budaya.

Berapa Jumlah Penari Tari Gambyong?

Tari Gambyong adalah tarian yang awalnya dipertunjukkan dalam upacara ritual pertanian masyarakat Jawa Tengah. Namun, seiring perkembangannya tarian ini digunakan sebagai upacara penyambutan tamu dan memeriahkan pesta pernikahan masyarakat Jawa.

Pada awalnya, tarian ini hanya dimainkan oleh satu orang penari perempuan. Lalu tarian ini dimainkan sekitar 3 sampai 5 orang dalam pertunjukkan. Menurut kepercayaan, tarian ini harus dimainkan oleh penari dengan jumlah yang ganjil. Seiring berjalannya waktu, jumlah penari disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak hanya berpusat pada 3 atau 5 orang, tapi jumlahnya lebih banyak.

Bagaimana Tari Gambyong Dipertunjukkan?

Mengawali tarian ini, dimainkan musik pengiring yang menggunakan kendang. Biasanya yang dimainkan sebelum tarian ini dimulai adalah gendhing Pangkur. Musik pengiring tarian ini merupakan inspirasi dari gendhing Tayub khas dari daerah Blora, Jawa Tengah.

Musik pengiring ini biasanya dimainkan oleh 8 orang laki-laki. Alat musik yang digunakan pun tidak sembarangan, hanya alat musik tertentu yang bisa dijadikan pengiring. Diantaranya dalah gong, kendang, peking, kenong, kempul, simbal, drum dan saron.

Musik pengiring ini digunakan untuk mengiringi nyanyian yang biasanya dinyanyikan oleh sinden yang eksotik. Nyanyian yang didendangkan pun harus menggunakan bahasa Jawa. Lirik bahasa Jawa dipilih untuk iringan tarian ini karena masyarakat akan lebih mudah menerima pesan yang disampaikan jika menggunakan bahasa daerah sehari-hari.

Tarian ini memiliki 3 gerakan bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Dalam istilah tari Jawa, gerakan ini biasa disebut dengan maju beksan, beksan serta mundur beksan.

Pusat gerakan tarian ini berada pada kaki, lengan, badan dan kepala. Gerakan tangan dan kepala yang selaras serasi dengan irama musik pengiring, merupakan pola yang utama dalam gerakan tari ini.

Pandangan mata harus mengikuti setiap gerakan tangan atau jari-jari tangan yang meliuk-liuk dengan luwes. Selain itu, gerakan kaki juga terlihat nampak lembut dipadukan dengan irama yang menghanyutkan.

Demikian uraian singkat mengenai tari Gambyong. Tari Gambyong adalah salah satu budaya daerah yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Tarian ini harus selalu terjaga karena termasuk dalam budaya daerah serta kekayaan bangsa yang harus dilestarikan. Jadi, tidak ada salahnya bagi Anda untuk mempelajari kekayaan budaya ini.

Continue Reading

Seni Tari

Tari Pendet – Bali, Ciri khas dan nuansa sakralnya

Published

on

Tari Pendet adalah tari yang asli berasal dari Bali. Mulai ada sejak tahun 1950 an, ada asal mula mengapa tari yang seharusnya menjadi sesembahan sakral pada upacara religi ini menjadi tari selamat datang. Simak hal-hal menarik tentang tari Pendet berikut.

Apa Saja Properti yang Digunakan Pada Pementasan Tari Pendet?

Hanya ada satu properti yang digunakan pada tari Pendet. Namanya adalah Bokor, Bokor ini berupa nampan kecil yang pinggirannya telah dihias dengan janur. Tak hanya dihias pinggirannya saja, di dalam Bokor juga diberi berbagai macam bunga. Bokor ini harus selalu dibawa selama tari Pendet ditarikan.

Untuk kostum, ada beberapa bagian pakaian sekaligus yang digunakan oleh penari tari Pendet. Diantaranya ada kemben prade, tapih, sabuk prade, stagen, serta selendang. Selendangnya diletakkan di pundak penari.

Sedangkan untuk bagian rambutnya, akan diikat pusung gonjer dan dihias beberapa bunga sekaligus. Bunga-bunga yang digunakan antara lain bunga cempaka, bunga mawar, bunga jepun, dan bunga kamboja.

Selain kostum dan hiasan bunga pada rambut, para penari tari Pendet juga menggunakan aksesoris seperti anting-anting, kalung, dan gelang yang khas. Kemudian para penari tari Pendet juga dirias dengan make up yang sangat mempertegas garis muka. Selain supaya garis mukanya terlihat lebih jelas, mereka juga menggunakan subeng.

Bagaimana Sejarah Tari Ini?

Tari Pendet Bali
Source: flickr.com

Tari Pendet adalah tari yang tadinya hanya dilakukan pada saat pemujaan saja, tepatnya di tempat beribadah umat Hindu di Indonesia (Pura). Sebab, tari ini memang tadinya bertujuan untuk melakukan penyembahan kepada dewata yang sedang turun ke alam dunia. Namun demikian, seiring berkembanhnya waktu tari ini beralih fungsi sebagai tari penyambutan tamu. 

Pendet sendiri diartikan sebagai persembahan yang mana bentuknya sebuah tarian. Karena hal ini, tari Pendet bukanlah tapi dengan gerakan yang perlu dikuasai dengan latihan intensif. Bisa dikatakan gerakan pada tari ini hanyalah mengikuti gerakan.

Gadis-gadis muda yang menafikan tari ini mengikuti gerakan dari wanita yang lebih tua, yang mana lebih senior dan bisa menjadi contoh yang baik. Tari Pendet yang ditarikan oleh putri biasanya dipentaskan setelah tari Rejang di halaman pura.

Tari ini memiliki gerakan lebih dinamis dibandingkan dengan tari Rejang. Tari ini ditarikan dengan menghadap ke arah suci dan penontonnya menggunakan pakaian upacara masing-masing. Penari juga menggunakan kostum khusus dan beberapa properti yang telah disebutkan di atas.

Di Mana Asal Tari Pendet?

Tari Pendet berasal dari Bali, Indonesia. Pernah ada kontroversi terkait ditunjukkannya tari ini dalam media televisi yang mana telah membekaskan sentimen Anti-Malaysia sejak kejadian tersebut. Pada tahun 2009 lalu, salah satu channel televisi bernama Discovery Channel Singapura mempertontonkan tari Pendet.

Negara Malaysia mengaku tidak bertanggung jawab atas kejadian tersebut karena iklan tersebut bukan dari negaranya.  Kemudian Singapura telah mengirimkan surat baik ke Malaysia dan ke Indonesia.

Surat yang berisi pengakuan tanggung jawab penuh atas penayangan iklan yang berisi tari Pendet, tari yang berasal dari Indonesia. Sejak penayangan iklan ini pula muncul sentimen Anti-Malaysia yang masih terasa hingga sekarang.

Kapan Tari Ini Ditarikan?

Ciri khas tari Pendet adalah waktu dipentaskannya. Di atas telah disebutkan bahwa tari Pendet tadinya dipertunjukkan pada upacara sakral, namun sekarang ini juga sering dipertunjukkan pada penyambutan.

Acara-acara yang membutuhkan penyambutan di Bali sudah biasa dipentaskan pula tarian ini. Contohnya pada acara Asian Games yang diadakan di Jakarta beberapa tahun lalu, di acara yang mengundang banyak tamu dari luar negeri itu telah dipentaskan tari Pendet.

Siapa Pembuat Tari Ini?

Pembuat atau koreografer dari tari Pendet adalah I wayan Rindi. Tari Pendet ini tadinya dibuat untuk upacara sakral yang mengandung religius tinggi. Seiring berkembangnya waktu, seniman-seniman tari di Bali menjadi tari Pendet inj sebagai tari penyambut atau tari ‘selamat datang’. Oleh para seniman tari di Bali, disetujui bahwa tahun 1950 adalah tahun lahirnya tari Pendet. 

Berapa Jumlah Penarinya?

Jumlah penari tari Pendet adalah lima orang aslinya, yang mana berasal dari apa yang dikembangkan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1961 lalu. Tadinya tari Pendet ini ditarikan hanya empat orang, namun sejak tahun 1961 itu I Wayan Beratha menambahkan satu orang sehingga menjadi lima orang.

Meski begitu, tari Pendet ini tetap bisa ditarikan oleh lebih dari lima orang. Contohnya pada Asian Games yang pernah bertempat di Indonesia. Saat itu dipentaskan tari Pendet dengan sekitar 800 penari. 

Meskipun pernah ada kontroversi antara Indonesia dengan Malaysia tentang tari Pendet – Bali ini. Namun authentic nya tari ini tidak akan pudar. Anda juga bisa menonton pementasan tari ini ketika ada acara-acara yang membutuhkan penyambutan. 

Continue Reading

Trending