Connect with us

Teknologi

TAHAPAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Published

on

ivan bandura Ac97OqAWDvg unsplash 1

Perkembangan sebuah kota dapat dilihat dan tandai dengan adanya perkembangan industri, sebagai pusat produksi dan perdagangan. Semakin besar sebuah kota, maka semakin beragam  pula industri yang terdapat di dalam area tersebut. Selain itu, permukimannya pun juga ikut berkembang mengikuti jumlah manusia yang ada di dalamnya. Kota terlihat menjadi lebih ramai dengan kegiatan  dan aktivitas penghuninya. Tahapan instalasi pengolahan air limbah pun menjadi salah satu hal yang harus diketahui. Karena dampak positif yang diberikan oleh instalasi pengolahan air, ini menjadi hal yang sangat penting di Indonesia.

Namun, di sisi lain hal sepeerti limbah air dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan kehidupan atau kesehatan manusia itu sendiri. Tanggung jawab yang harusnya pihak industri emban belum sepenuhnya dilakukan. Kebanyakan industri kurang memperhatikan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi (limbah), atau semakin banyaknya permukiman yang tidak diimbangi dengan adanya fasilitas pengolahan limbahnya. Padahal limbah sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan itulah mengapa tahapan instalasi pengolahan air limbah sangat penting di Indonesia.

Instalasi Pengolahan Air di Indonesia

Semakin tingginya fasilitas dan penunjang hidup masyarakat, maka hal tersebut akan berbanding lurus dengan proses produksi barang yang akan mempengaruhi jumlah air limbah. Air limbah tentu akan menjadi hal yang krusial apabila tidak memasuki tahapan – tahapan yang sangat terperinci untuk diolah menjadi aman bagi lingkungan. Maka dari itulah kepedulian masyarakat harus mulai di tegakkan guna untuk kebaikan bersama.

Contohnya ialah ibu kota Indonesia yaitu Kota Jakarta, beberapa bulan lalu, Dinas Lingkungan Hidup Jakarta melakukan penelitian mengenai kualitas air sungai kecil di daerah DKI Jakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa 15-20 sungai kecil di DKI Jakarta sudah tercemar parah. Air sungai yang sudah tercemar ini mengandung senyawa yang sangat berbahaya, seperti timbal (Pb), BOD, COD, dan bakteri Escherichia coli.

Bakteri Escherichia coli bisa berasal dari tinja, sedangkan senyawa lain mungkin berasal dari home industry seperti cucian motor dan laundry, yang membuang limbahnya langsung ke sungai tanpa adanya filtrasi. Padahal apabila air limbah tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah pada lingkungan tersebut. Maka dari itulah dari tahun ketahun kualitas hidup masyarakat akan terus menurun.

Tidak hanya Kota Jakarta saja, Kota – kota besar di Indonesia, seperti Kalimantan. Dengan banyaknya  industri yang berlokasi didaerah tersebut akan memiliki persentase sungai tercemar yang cukup tinggi. Hal tersebut sangat berpengaruh bagi masyarakat. Kurangnya penyuluhan dan penyebaran informasi terkait dengan adanya pengolahan air limbah pada masyarakat juga mempengaruhi hal tersebut. Sehingga pengetahuan masyarakat sangat minim akan hal tersebut. Kepedulian masyrakatpun sangat minim. Padahal sangat banyak sekali jenis dan bentuk bentuk dari tahapan Instalasi Pengolahan Air Limbah yang sederhana dan unik. Semua ini bisa dicari di kontraktor IPAL yang melayani pengolahan air limbah.

AKIBAT LIMBAH TIDAK DI KELOLA DENGAN BAIK

Limbah yang dibuang secara sembarangan dan tanpa uji dan tahapan yang ketat pada aliran air akan menyebabkan masalah yang serius bagi masyarakat sekitar, yaitu :

  • Gangguan kesehatan
    Air limbah dapat mengandung bibit penyakit karena di dalam terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang mengonsumsinya dan menggunakan air tersebut untuk aktivas masyarakat setempat.
  • Gangguan terhadap kerusakan benda
    Air limbah yang mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S yang dapat mempercepat proses perkaratan pada besi dan juga pelapukan pada benda – benda lainnya.
  • Penurunan kualitas lingkungan
    Air limbah yang dibuang langsung ke sungai dapat mengakibatkan pencemaran sungai, dan airnya dapat merembas ke dalam tanah sehingga menyebabkan pencemaran pada tanah juga.
  • Gangguan terhadap keindahan
    Air limbah yang mengandung polutan dapat merubah warna air sehingga akan merusak keindahan kota.
  • Polusi Udara
    Air limbah yang tidak melalui tahap filtrasi akan mengalir ke sungai. Hal tersebut juga akan mempengaruhi polusi udara sehingga dapat menyebabkan wangi yang tidak sedap dan bahaya apabila di hirup oleh manusia.

Struktur Instalasi Pengolahan Air Limbah

Oleh dari pada itu, dibutuhkan tahapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) agar pelaku industri tidak semena – mena dalam membuang limbah mereka secara langsung ke saluran air yang  dapat menyebabkan sungai menjadi kotor, tercemar dan berbahaya bagi makhluk hidup. Sehingga tidak dapat lagi untuk digunakan dan menyebabkan kerugian dan masalah seperti yang tertera pada poin sebelumnya.

Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) (Wastewater Treatment Plant, WWTP), merupakan sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan limbah kimiawi dari air. Sehingga dapat memungkinkan apabila air tersebut dapat digunakan kembali pada aktivitas yang lain. Misalkan air limbah pabrik yang tidak bisa diminum dan berbahaya, bahkan ikan tidak bisa hidup di dalamnya akibat terdapat senyawa berbahaya. Ini semua harus dihasilkan oleh produksi, diolah kembali agar menjadi layak untuk diminum. Sehingga dapat berpengaruh pada kondisi makhluk hidup  dan ekosistem seperti ikan dapat hidup di dalamnya.

IPAL ini berfungsi sebagai berikut :

  • Mengolah air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah tangga lainnya.
  • Mengolah air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan.
  • Mengolah air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.

TAHAP – TAHAP PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Pengolahan air limbah membutuhankan tahap – tahap yang sangat detail untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan standard yang di terapkan. Dalam pengolahan air limbah diperlukan 5 tahap untuk mencapai air yang aman untuk kembali digunakan, yaitu:

  1. Pengolahan Awal (Preliminary Treatment)
    Pada tahap pengolahan awal ini limbah disaring supaya partikel-partikel seperti pasir, plastik, kayu dan sampah terpisah dari air sehingga tidak merusak alat-alat yang ada pada tahapan instalasi pengolahan air limbah.
  2. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
    Pada tahap kedua partikel-partikel padat organik dihilangkan melalui proses fisika, yaitu sedimentasi dan flotasi, sehingga partikel padat akan mengendap (disebut
    sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas permukaan (disebut grease).
  3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
    Pada tahap ketiga air limbah diberi mikroorganisme untuk menghilangkan material organik yang masih tersisa. Mikroorganisme akan menguraikan dan menghancurkan material organik dalam air. Tiga buah pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film, suspended film dan lagoon system.
  4. Pengolahan Akhir (Final Treatment)
    Pada pengolahan air limbah tahap keempat, air limbah diberi khlorin atau menggunakan sinar ultraviolet dengan tujuan untuk menghilangkan organisme yang dapat menyebabkan penyakit.
  5. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)
    Pada tahap ini, terjadi pengolahan lanjutan hingga komposisi air limbah sudah dianggap aman untuk dibuang ke got atau aliran sungai. Misalnya, tahap lanjutan untuk membuang kandungan fosfor atau ammonia dari air limbah.

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH YANG UNIK

Dengan berkembangnya teknologi dan inovasi seiring perkembangan zaman tentu juga sangat berdampak pada IPAL. Instalasi pengolahan air limbah memiliki cakupan yang besar dan sederhana. Mulai untuk industri besar hingga industri rumahan. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya varisasi dari tahapan Instalasi pengolahan air limbah itu sendiri. Terlihat dari bentuknya yang unik, terdapat bentuk segitiga, lingkaran dan persegi. Bahkan terdapat instalasi pipa yang kini sudah mulai memasuki pasar.

Berbeda dengan Instalasi pengolahan air limbah cakupan besar memiliki waktu yang cukup lama karena rancangan wilayah dan sistem yang matang. Seperti rancangan instalasi pengolahan air limbah pada wialayah ibu kota Jakarta. Hingga strategi pemasaran yang sudah mengikuti zaman digital yakni online shop di berbagai sosial media dan platform. Hal ini akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan IPAL. Tentunya akan mempermudah proses pengolahan juga karena terdapat detail penggunaan dan jasa pemasangan produk tersebut. Operasional akan menjadi lebih praktis dan mudah. Sehingga masalah ini tidak akan lagi menjadi sebuah alasan untuk sulitnya mendapatkan akses produk tersebut.

BAGAIMANA SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH?

Terdapat beberapa sistem pengolahan limbah. Hal tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk masyarakat dan industri mengenai pemenuhan kebutuhan terhadap sistem limbah yang akan digunakan. Adapun sistem pengolahan air limbah ialah :

  1. Sistem Septik Tank
    Sistem ini efektif digunakan untuk pengolahan limbah cair industri pangan dengan kadar bahan organik yang tinggi dan dapat diterapkan untuk debit limbah cair yang relatif kecil dan tidak continue.
  2. Sistem SBR (Squencing Batch Reactor)
    adalah sistem lumpur aktif yang dioperasikan secara batch (curah), untuk mengeliminasi karbon, fosfor dan nitrogen serta untuk memisahkan biomassa.
  3. Sistem Kolam Oksigasi
    Prinsip dasar adalah dengan menyuplai oksigen dan melakukan pengadukan secara alami sehingga proses perombakan bahan organik menjadi berlangsung dalam waktu lama dan di area yang luas. Pada sistem ini, berbagai jenis mikroorganisme turut berperan aktif dalam proses perombakan.
  4. Sistem Trickling Filter
    Tujuan dari system ini adalah untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam limbah cair.
  5. Sistem UASB (Up-flow Anaerobic Sludge Blanket)
    Sistem pengolahan yang berbasis reaktor anaerobik, dimana bahan organik akan dikonversi menjadi produk akhir berupa gas metana dan karbon dioksida.
  6. Sistem RBC (Rotating Biolocal Contactor)
    Merupakan sistem pengolahan air limbah yang terdiri atas deretan cakram yang dipasang pas as secara horizontal dengan jarak masing-masing 4 cm.
  7. sistem kolam Sistem Lumpur Aktif
    Tujuan dari sistem ini adalah untuk menyisihkan senyawa karbon, senyawa nitrogen, fosfor dan untuk stabilisasi lumpur secara aerobik simultan. Terbagi atas 2 unit proses utama, yaitu bioreaktor dan tangki sedimentasi.

Setelah air limbah diolah dan dikelola dengan baik hingga siap dan memenuhi kriteria untuk dibuang ke saluran pembuangan yang selanjutnya akan menuju ke sungai dan berakhir di laut, diharapkan dapat menjaga kelestarian biota laut ( ekosistem laut ), mengurangi kasus penyakit, dan dunia menjadi tempat yang lebih baik. Sehingga kualitas hidup manusia di dunia akan semakin baik dan terjaga.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply