Dunia
6 Orang Indonesia Diduga Terlibat Sumber Dana ISIS, Din Syamsudin?

ISIS digembar-gemborkan sebagai teroris terkaya di dunia. Pengamat meyakini, kelompok Islam militan itu mengantongi dana jihad hingga dua miliar US Dollar. Pertanyaan dari mana sumber dana ISIS tersebut berasal?
Ada banyak asumsi yang beredar ditengah publik, tentang sumber dana ISIS. Pemerintah Irak pernah menuding Arab Saudi mendukung perang yang dilancarkan ISIS.
“Kami menanggap Arab Saudi bertanggungjawab,” atas dukungan finansial dan moral yang didapat ISIS, kata Perdana Menteri Nuri al-Maliki, Selasa (17/6).
Namun, Amerika Serikat yang juga sekutu dekat Riyadh menepis tudingan itu. Ucapannya itu “tidak tepat dan menghina,” kata Jen Psaki, Jurubicara Kementrian Luar Negeri AS di Washington.
Sementara itu, sebuah media Arab Almashhad-Alyemeni, pernah melansir bahwa ada ada seratusan lebih nama terduga teroris dan sumber dana ISIS. Dalam berita tersebut, dokumen tersebut bersumber dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Dan itu merilis bahwa sumbangan pribadi dari Amerika Teluk tetap menjadi sumber utama pendanaan untuk kelompok teroris. Setelah itu, disebutkan, dukungan keuangan yang paling penting melalui amal dan sumbangan dan zakat. Hal itu didapat dari gairah dan antusiasme Muslim tentang Jihad.
Dalam laporan yang berbentuk dokumen tersebut, ada 131 tokoh Islam yang terdiri dari akademisi, aktivis dan ulama terlibat dengan terosis Negara Islam Irak dan Suriah ISIS. Mereka berasal dari 31 negara di seluruh dunia. Mereka juga diduga pernah memberikan bantuan hukum, finansial atau membantu mengadakan seminar atau konferensi bagi gerakan mengatasnamakan jihad dan kelompok militan bernuansa Islam.
Dokumen nama (28) dukungan Saudi Pribadi untuk disebut jihad “dan 12 tokoh Irak, terutama (6) pengusaha berpengaruh di pasar Irak. Selain itu, 10 orang Pakistan, (8) dari Aljazair, (6) Palestina, (6) Maroko, (6) Senegal, (6) Indonesia, 5 kepribadian Kuwait, 4 dari Eritrea, 3 dari Turki, (4) orang dari Mesir, Lebanon, (2) dari Inggris. Beberapa nama lainnya berasal dari tokoh-tokoh, seperti dari Ghana, Sudan, Yordania, Yaman, Qatar, Bahrain, Komoro, Kenya, Somalia, Mauritania, Nigeria, Nepal, Sri Lanka, Thailand, Bangladesh, Swedia, Belanda dan Australia.
Dugaan sumber dana ISIS salah satu jaringan teroris paling berbahaya di dunia saat ini, ternyata cukup banyak juga dari Indonesia. Setidaknya, tercatat 6 tokoh Islam yang berasal dari negeri kita.
Mereka adalah; 1). Zaki Saleh Nahdi (Dai), 2). Dr. Salim Segaf Al-Jufri (Mantan Menteri Sosial RI yang juga politisi PKS), 3). KH Amidan Shaberah (Ketua Majelis Ulama Indonesia), 4). Muhammad Aniq Syuhur (Dai), 5). Dr. Mohammad Din Syamsuddin (Ketua umum PP Muhammadiyah yang juga Ketua Umum MUI Pusat) dan 6). Muhammad Zaitun Rasmin (Ketua Umum Al-Wahdah Al-Islamiyah yang juga Ketua Umum Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara).
Bagaimana sumber dana ISIS itu didapat?
Departemen Luar Negeri AS menyebutkan dalam dokumen itu bahwa sumbangan pribadi dari negara-negara Teluk menjadi sumber utama pendanaan teroris. Laporan itu mengungkap dukungan legalisasi terhadap gerakan jihad melalui tujuh cara. Cara paling sering dilakukan adalah melalui donasi penggalangan amal, sumbangan dan zakat.
Penggalangan itu dilakukan dengan cara mengetuk hati warga dan antusiasme umat Islam melalui ceramah dan lain sebagainya. Sebelumnya, warga juga dijelaskan tentang hakikat amal jihadi, perekrutan jihad dan menyeru kepada kegiatan jihad.
Walau telah beredar luas, info sumber dana ISIS tersebut belum ada klarifikasi resmi dari pemerintah AS. Baik berupa bantahan atau lainnya. Apakah dokumen tersebut valid atau tidak.
Dubes AS Untuk Indonesia Bantah Din Syamsuddin Terlibat Teroris ISIS
Terkait masuknya Din Syamsuddin dalam daftar teroris itu, Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia, Robert O. Blake Jr dengan tegas membantahnya. Justru Dubes AS itu menyatakan kebanggaanya terhadap Ketua Umum PP Muhammadiyah yang dinilainya telah berperan dalam memerangi kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah ISIS.
Din Syamsudin juga membantah hal tersebut. Katanya, “Saya bersahabat baik dengan Blake, mereka tidak ada respon apapun. Saya juga alumni AS, walau tetap kritis terhadap AS. Tapi kalau soal ISIS saya, baik di Muhammadiyah maupun di MUI menolak keras,” ujar Din.
Selain itu, dia juga memaparkan bukti bahwa dirinya tak terkait ISIS. Dokumentasi pertemuan forum ukhuwah Islamiyah (FUI) masih dipegangnya. Isinya tandatangan dari tokoh-tokoh Muhammadiyah, World Common Forum dan MUI. Mereka mengecam ISIS dan mengajak Indonesia untuk mewaspadai gerakan ini.
Sumber Dana ISIS dari Teluk?
“Tidak ada bukti kuat yang melandaskan keterlibatan pemerintahan sebuah negara dalam pembentukan dan pendanaan ISIS sebagai organisasi,” kata Charles Lister, Peneliti di Brookings Doha Centre.
Sebaliknya Günter Meyer yang memimpin Pusat Kajian Arab di Universitas Mainz, Jerman, tidak meragukan adanya kucuran uang dari negeri jiran. “Sumber keuangan terbesar sejauh ini adalah negara-negara di Teluk, terutama Arab Saudi, tapi juga Qatar, Kuwait dan Uni Emirat Arab,” kata Meyer.
Kepentingan negara-negara teluk bermazhab Sunni pada keberadaan ISIS sejatinya untuk meruntuhkan kekuasaan Presiden Basyar Assad di Suriah, lanjut Meyer. Sepertiga penduduk Suriah termasuk golongan Sunni. Sementara negeri di tepi Golan itu dipimpin oleh minoritas Syiah Alawiyah.
Peran Arab Saudi
Saat ini pemerintah Arab Saudi pun menyadari bahaya yang ia tuai. “Penduduk Arab Saudi mewakili kelompok terbesar di antara gerilyawan ISIS. Jika mereka pulang, akan muncul ancaman bahwa mereka lantas merongrong pemerintah di Riyadh,” kata Meyer.
Menurutnya aman untuk berasumsi bahwa sumber dana ISIS dari Arab Saudi akan terus berlanjut, “bukan dari pemerintah, tapi dari penduduk yang kaya.”
Sumber dana ISIS kedua adalah ladang minyak di utara Suriah. “ISIS memahami untuk segera menguasai sumber rejeki ini. Mereka membawa minyak mentah ke perbatasan Turki untuk kemudian dijual,” ujar Meyer.
Senjata Berkualitas dari Pasar Internasional
Serupa dengan pendapat Charles Listeri dari Brookings Doha Center. Menurutnya ISIS mampu membiayai sendiri operasi militernya. “ISIS berupaya membangun jaringan di antara penduduk untuk mengamankan kucuran dana sumbangan.” Sebagai contoh ia menyebut pemerasan sistematis di Mosul.
“Yang dijadikan sasaran adalah pengusaha kecil atau juga perusahaan besar, dan jika isunya benar bahkan pemerintah setempat,” kata Lister. “Selain itu diduga organisasi ini mengambil uang pajak di kawasan yang dikuasainya, misalnya di Raqqa, timur laut Suriah.
ISIS, menurut Meyer, akan menggunakan uang tersebut untuk membeli persenjataan. Ketika merebut kota Mosul, kelompok teror itu juga menyita senjata dan kendaraan lapis baja buatan Amerika Serikat. “Dengan uang yang ada, mereka akan mudah membeli senjata berkualitas di pasar internasional.”
Lalu bagaimana dengan IHR
Benarkah IHR (Indonesian Humanitarian Relief) sokong kelompok teroris Suriah? Yang jelas berbagai infor melansir dana yang dikumpulkan dari berbagai bentuk donasi masyarakat Indonesia untuk warga sipil Suriah diduga jatuh ke tangan kelompok teror yang berafiliasi dengan Islamic State.
Pertanyaannya adalah; apakah penyaluran bantuan disengaja atau tidak?
Kepolisian Indonesia menyelidiki dugaan penyalahgunaan bantuan kemanusiaan dari Indonesian Humanitarian Relief (IHR) yang jatuh ke tangan teroris di Suriah. Bantuan tersebut sedianya ditujukan buat warga sipil di kota Aleppo, Suriah yang menderita kekurangan pangan akibat pertempuran berlarut-larut.
Sebuah video yang diunggah satsiun televisi Euronews di Youtube menampilkan gudang logistik yang berisikan paket bantuan berlabel IHR di sebuah sekolah yang sebelumnya digunakan oleh kelompok teror Jaysh-al Islam. Kelompok yang dulunya bernama Liwa-al Islam atau Brigade al-Islam itu tidak diakui oleh pasukan pemberontak Free Syrian Army dan diduga berafilasi dengan Islamic State.
Menurut laporan jurnal Foreign Policy, Jaysh al-Islam mendapat sumbangan dana terbesar dari Arab Saudi.
“Masih harus diverifikasi apakah pengiriman itu dari Indonesia. Kita akan bertanya ke Kedubes di sana,” tutur Jurubicara Kepolisian RI Martinus Sitompul seperti dilansir situs Detik.com.
Indonesian Humanitarian Relief adalah lembaga bantuan non pemerintah yang dibentuk tahun silam. Saat ini lembaga tersebut diketuai oleh Bachtiar Nasir, pemimpin Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) demikian dikutip dari jakartaglobe.com.
Nasir antara lain juga dituding mengirimkan bantuan uang buat kelompok teror di Suriah. Dugaan yang sempat ramai diperbincangkan di media sosial itu kini sedang diselidiki oleh kepoilsian.
Namun begitu Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar, mengaku masih mendalami kasus tersebut dan belum akan memanggil Nasir untuk diminta keterangan. Menurutnya penyidik masih “mengumpulkan bahan keterangan, mengumpulkan informasi yang relevan.”
IHR sendiri menyebut laporan bahwa bantuannya jatuh ke tangan yang salah sebagai “fitnah dan propaganda” oleh “jejaring gerakan pro rezim Bashar Assad di Indonesia.”
Menurut organisasi tersebut pihaknya telah bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan kredibel asal Turki untuk menyalurkan bantuan ke Suriah. Lembaga tersebut adalah Lembaga Swadaya Masyarakat konservatif, IHH Humanitarian Relief Foundation, yang aktif sebagai konsultan untuk United Nations Economic and Social Council sejak 2004.
- Dr. Ibrahim bin Hamad Al-Aqid, profesor universitas dan pengusaha (Arab Saudi)
- Syaikh Ibrahim bin Abdul Rahman Ibrahim, kepala organsiasi Al-Bir Khairiyah di Uwaiqiliayah (Arab Saudi)
- Syaikh Ibrahim bin Mohammed Al-Jarallah, profesor universitas dan pengusaha (Arab Saudi)
- Dr. Ibrahim bin Nasser Nasser, Dai (Arab Saudi)
- Dr. Ibrahim Lauh, direktur studi di University of Dakar (Senegal)
- Dr. Ahmed Abu Halbiyah, Rektor Universitas Al-Quds untuk Studi Islam (Gaza – Palestina)
- Dr . Ahmad Al-Rusaini, Ketua Gerakan Tauhid dan Islah (Maroko)
- Syaikh Ahmad Al-Kurdi, Dai (Mauritania)
- Dr. Ahmed bin Rashid bin Saeed, Profesor universitas (Arab Saudi)
- Dr. Ahmed Hussein Dabbash, Dai (Iraq)
- Profesor Ahmed Ratib Urmush, direktur rumah penerbitan An-Nafais (Lebanon)
- Syaikh Adam Nuh Adam, Dai (Ghana)
- Syaikh Ejaz Afzal Khan, pemimpin Jama’ah Islam di Kashmir (Pakistan)
- Syaikh Amin Khudair Sab’a Janabi, Dai (Irak)
- Dr. Jailali Bozzoana, profesor universitas (Al-Jazair)
- Dr. Habib Adami, profesor universitas (Al-Jazair)
- Syaikh Sadiq Abdullah Abdul Majid, Dai (Sudan)
- Syaikh Qazi Hussain Ahmed, ketua Jama’ah Islamiyah (Pakistan)
- Profesor Boujemaa Ayyad, seorang pengusaha (Al-Jazair)
- Profesor Taufiq Anis Al-Ba’ah, seorang pengusaha (Lebanon)
- Dr. Jassim bin Mohammed bin Muhalhal Yasin, Dai (Kuwait)
- Dr. Gamal Sultan, editor majalah Al-Manar (Mesir)
- Profesor Jamil Mohammed Ali Farsi, seorang pengusaha (Arab Saudi)
- Dr. Harits Sulaiman al-Dari, Dai (Irak)
- Syaikh Hafiz Abdul Rahman Makki, Dai (Pakistan)
- Syaikh Hafiz Mohammad Saeed, ketua kelompok Dakwa (Pakistan)
- Dr. Hakim Al-Mutairi, sekretaris jenderal Gerakan Salafi (Kuwait)
- Syaikh Hamed al-Ali, profesor universitas (Kuwait)
- Syaikh Hijazi Wadiyah, aktivis Islam (Palestina)
- Syaikh Hassan Moussa, kepala Dewan Imam Swedia (Swedia)
- Dr Hussein Rawashedah, penulis dan jurnalis (Jordan)
- Dr. Hussein bin Muhammad yang terkenal dengan nama Hazmi, profesor universitas (Arab Saudi)
- Syaikh Hussein Umar Mahfouz bin Shuaib, editor senior majalah Al-Muntada (Yaman)
- Syaikh Hussein Musa Hussein, Dai (Eritrea)
- Syaikh Hamdi Arsalan, Dosen Universtia Al-Fatih (Turki)
- Syaikh Hamoud bin Abdul Aziz Al-Tuwaijri, Dai (Arab Saudi)
- Dr. Khalid bin Ibrahim Duweish, Profesor universitas (Arab Saudi)
- Syaikh Khader Mohammed Habib, Dai (Palestina)
- Syaikh Khalifa bin Mohammed Rabban, Dai (Qatar)
- Profesor Derbal Abdul Wahab, anggota gerakan An-Nahdha (Al-Jazair)
- Profesor Rabih Qandil, seorang pengusaha (Al-Jazair)
- Dr. Rashid bin Misfer Al-Zahrani, Dai (Arab Saudi)
- Syaikh Rashid haj Al-Akbar, Amir Jama’ah Islam (Sri Lanka)
- Syaikh Ridha Ahmed Hamdi, Dai (Thailand)
- Syaikh Ramadan Mohammed Noor, Dai (Eritrea)
- Syaikh Zakaria Cisse, Khatib dan dosen di kota Kermesar (Senegal)
- Profesor Zaki Saleh Nahdi, Dai (Indonesia)
- Syaikh Sajid Ali Taqwa, pemimpin Jamaah gerakan Islam (Pakistan)
- Dr. Salem Segaf Al-Juffri, Kepala Komite Indonesia untuk Pertahanan Rakyat Afghanistan – Direktur Dewan Penasehat untuk penerapan Syariah Islam (Indonesia)
- Syaikh Salem Abdul Rahim Barhian, Dai (Kenya)
- Dr. Sami Rashid al-Janabi, Dai (Irak)
- Dr. Saud bin Hasan Mukhtar, Profesor universitas (Arab Saudi )
- Profesor Sa’id Al-Ahdhar Morsi, Dai (Al-Jazair)
- Dr. Sa’id Burhan, Rektor Universitas Imam Syafi’i (Komoro)
- Dr. Safar bin Abdul Rahman al-Hawali, Dai (Arab Saudi)
- Syaikh Salman bin Fahd al-Audah, Dai (Arab Saudi)
- Dr. Sulaiman bin Saleh Rashudi, pengusaha (Arab Saudi)
- Profesor Suleiman bin Abdullah al-Issa, pengusaha (Arab Saudi)
- Syaikh Samik Al-Haq, pemimpin Jamiat Ulama Islam (Pakistan)
- Profesor Saidi Ghali Law, Dai (Sinegal)
- Syaikh Shah Ahmed Noorani, pemimpin perkumpulan Ulama dan anggota dewan ulama (Pakistan)
- Profesor Shaher bin Abdul Raouf Batterjee, Dai (Arab Saudi)
- Syaikh Sharif Hussein, imam dan khatib masjid Omar bin al-Khattab (Australia)
- Syaikh Syauqi bin Abdurrahman, Dai (Bahrain)
- Syr. Ahmed Limo, Ketua Dewan Koordinasi Organisasi Islam (Nigeria)
- Profesor Sheikh Bamab Dian, Dai (Senegal)
- Syaikh Saleh Bin Otsman Al-Ghamdi, seorang pengusaha (Arab Saudi)
- Profesor Saleh Ali Saleh, Dai (Eritrea )
- Dr. Tarek Saleh Jamal, Profesor universitas (Arab Saudi)
- Dr. Tarek Abdel Halim, direktur Dar al-Arqam (Canada)
- Dr. Tahir Ahmad Lulu, Dai (Palestina)
- Syaikh Taher Mahmud Jillah, direktur Radio Holy Quran (Somalia)
- Syaikh Adel Ben Ali Sheikh, Dai (Bahrain)
- Dr. Adil Junaidi, Dai (Hebron – Palestina)
- Dr. Ayesh Recep Qubaisi, Dai (Irak)
- Syaikh Abdul Bari Zemzemi, Dai (Maroko)
- Syaikh Abdul Hay Amor, Dai (Maroko)
- Profesor Izzudin Jarafah, seorang pengusaha (Al-Jazair)
- Dr. Ali Mukul Al-Ahdal, profesor universitas (Yaman)
- Syaikh Amidan Shaberah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (Indonesia)
- Profesor Audah Suleiman Ied Abu Mustafa, Dai (Palestina)
- Dr. Awad al-Qarni, mantan profesor di universitas dan pengacara/Saudi Arabia
- Shaikh Salahuddin Akendili, Dai (Nigeria)
- Profesor Issa Gai, Dai (Senegal)
- Dr. Ghulam Azam, Mantan Amir Jama’ah Islamiyah (Bangladesh)
- Sheikh Ghulam Rasool Dani, ketua organisasi Islam (Nepal )
- Sheikh Fatih Sannat Tsani, Dai
- Dr. Fatima Barash, professorUniversitas (Al-Jazair)
- Dr. Fatma Al-Kunaifis, professor (Saudi Arabia)
- Mr. Fayez Saleh Jamal, Penulis dan Pengusaha (Saudi Arabia)
- Sheikh Freih bin Ali bin Turki, Dai dan pengacara (Saudi Arabia )
- Sheikh Farid Al-Habib, Dai (Saudi Arabia )
- Shaykh Fazlur Rahman, pemimpin Jamaah Islamiyah (Pakistan)
- Sheikh Fahad Ahmed Mubarak Al-Thani, Dai (Qatar)
- Profesor Muhammad Aniq Syuhur, Dai (Indonesia)
- Dr. Mohamed Habib Altgkani, Profesor Universitas (Moroko )
- Mr. Mohammad Rasheed Al Rasheed, Pengusaha (Saudi Arabia )
- Sheikh Mohammed, professor (Morocco )
- Mohamed Sadiq Maglis, profesor universitas dan Hakim (Yaman)
- Sheikh Mohammed Al-Awadi, Dai (Kuwait )
- Dr. Mohammad Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah (Indonesia)
- Syaikh Muhammad Zaitun Rasmin, Ketua Umum Al-Wahdah Al-Islamiyah (Indonesia)
- Dr. Mohammed Sajid Mir Abdul Gayoom Mir, pemimpin kelompok Ahlu Hadist (Pakistan)
- Sheikh Mohammed Saeed Abdullah, Dai (Saudi Arabia )
- Mohammad Suleiman, Pemikir dan Penulis (Inggris)
- Sheikh Mohammed Abdou Ibrahim Ali, ulama Al-Azhar (Mesir)
- Dr. Mohammed Ayash Al-Kubaisi, Dai (Irak )
- Mr. Mohammad Kazem Al-Sawalha, ketua persatuan Islam (Amerika Serikat)
- Dr. Mohammed Kurd, ketua Universitas Islam Eropa (Belanda)
- Mr. Mohammed Mbeki, Dai (Senegal )
- Sheikh Mohammed, jurnalis Muslim (Morocco )
- Sheikh Mahmud Idris, Dai (Eritrea )
- Sheikh Murad Yasha, Dai (Turki )
- Dr. Musa bin Mohammed Al-Qarni, Profesor Universitas dan Hakim (Saudi Arabia )
- Dr. Nasser Al-sane, Dai (Kuwait )
- Dr. Nasser Bin Suleiman, Dai (Saudi Arabia )
- Shaykh Nizamuddin, Ulama Islam (Pakistan )
- Sheikh Noor bin Yildiz, Dai (Turki )
- Dr. Hashem Ali al-Ahdal, professor universitas (Saudi Arabia).

You must be logged in to post a comment Login