Nasional
Sentimen SARA; Netizen Mendapat ‘Pukulan Telak’ Dari Ridwan Kamil
Sentimen SARA akhir-akhir ini berada pada titik yang cukup merisaukan. Khususnya dikalangan netizen, pernyatan-pernyataan bernuansa provokasi, pemicu konflik dalam keragaman ber-Agama bertaburan hampir setiap detik. Khususnya di Indonesia.
Ridwan Kamil, Walikota Bandung, pun tak luput diterpa sentilan provokasi bernuansa sentimen SARA, dari Netizen.
Hal itu terjadi, ketika Ridwan Kamil selaku Walikota bersama unsur Muspida berkunjung dari gereja ke gereja dalam rangka memastikan umat kristiani bisa melaksanakan Natal dengan lancar. Kegiatan kunjungan tersebut, dipublikasi melalui akun resmi Fans Page Ridwan Kamil dan mendapat banyak komentar dari netizen.
Beragam tanggapan muncul, mulai dari memuji sikap bijak Ridwan Kamil yang menjaga toleransi beragama. Hingga upaya mencegah kunjungan tersebut, karena yang dikenal sebagai Umat Muslim ini dianggap tidak baik untuk memasuki Gereja.
Dari beragam komentar tersebut, beberapa ternyata mampu mengusik Ridwal Kamil. Sebut saja salah satunya dari akun facebook milik Puput Tyy. Dan komentar tersebut dijawabnya dengan tegas dan bijak. Namun cukup memberi ‘pukulan telak’.
Dalam komentarnya, Puput Tyy menulis; “semoga pak wali bisa seperti Erdogan ngajinya pinter, membela Islam, toleransi boleh, tapi jangan ikut2an masuk ke gereja lah pak”.
Dan dijawab oleh Ridwan Kamil; “Puput sayang saya tidak mau menjadi Erdogan, saya mau menjadi diri saya sendiri, kalo saya seorang warga biasa, dalil tidak boleh itu bisa dipahami. Saya ini pemimpin semua umat beragama. Ada kewajiban melindungi. Surga nerakanya pemimpin ada pada adil atau tidaknya keputusan untuk umatnya. Saya disumpah untuk adil untuk SEMUA warga Bandung. Kamu tau dr mana bisa mengukur kadar akidah sy? Kamu Tuhan? kenapa jg kamu msh haha hihi pake fb/IG punya Yahudi? NKRI jg sdh memutuskan falsafahnya dgn Pancasila bukan dng Piagam Jakarta…hatur nuhun”
Tidak hanya itu, berkenaan dengan kunjungan tersebut, pernyataan berbau Sentimen SARA cukup keras juga muncul dari akun facebook bernama Mochamad Adamrasyad Iqbal.
Dalam komentarnya, akun tersebut menulis; Saya harap Pak Emil jaga bicara ya di atas panggung. “Untukmu agamamu, untukkulah agamaku” Al-Kafirun Ayat 6”
Untuk komentar yang satu ini, Ridwan Kamil nampaknya emosinya cukup terpancing. Dan ia menjawab dengan keras. “gak usah maen ancam mengancam ama saya. saya tau persis apa yg saya pertanggungjawabkan.”
Catatan Redaksi:
Seiring dengan kemajuan tehnologi, kebebasan dalam mengemukakan pendapat saat ini mengalami kemajuan cukup signifikan. Media sosial yang dapat diakses melalui internet dengan murah menjadi jembatan mulus untuk itu. Namun, sayangnya, cenderung tidak diiringi dengan pemikiran yang bijak dan bertanggungjawab.
Kebebasan berpendapat malah digunakan untuk memuaskan sahwat egoisme pribadi. Tak jarang malah berupa makian dan hujatan yang terkadang tanpa dasar ilmu pengetahuan dan pemikiran yang bijaksana.
Sentimen SARA yang dapat memicu konflik dalam toleransi beragama terbuka bebas. Dan para pelakunya, bisa dari mana saja, dengan latar belakang dan visi yang beragam.
Indonesia adalah negara besar dengan beragam agama dan aliran kepercayaan. Selama ini, dikenal sebagai bangsa yang mampu menyatukan berbagai perbedaan itu dalam sebuah bingkai dasar negara yakni Pancasila.
Dalam hal ini, hendaknya peran para tokoh agama dan lembaga berwenang dapat proaktif dalam mencipta kerukunan beragama. Memberi batasan-batasan yang jelas dalam berpendapat. Baik melalui media sosial maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Pun demikian, organisasi masyarakat (ormas) yang berlabel agama. Hendaknya mampu menahan diri serta bersiap lebih bijaksana dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI.
Sejarah mencatat, begitu banyak korban yang harus mati konyol akibat konflik SARA yang pernah terjadi di NKRI. Dan itu menjadi sejarah kelam yang seharusnya tidak pernah terjadi lagi.
You must be logged in to post a comment Login