Connect with us

Sejarah

Sejarah Nama Indonesia dan Asal-Usulnya

Published

on

Sejarah Nama Indonesia - sejarah dan asal-usulnya

Ada banyak nama sebelum Indonesia benar-benar dikenal dunia. Sebelum sebutan Indonesia resmi menjadi nama Negara, berbagai nama pernah singgah dalam kepulauan Tanah Air kita. Berikut asal-usul Sejarah Nama Indonesia itu.

Dalam catatan diare fahian tahun 414 M, perantau bangsa tionghoa yang pertama kali datang kepulau ini: Bahwa asal-usulnya nama pulau jawa itu dari syairnya Ramayana. Seorang Hindu (pujangga Rakawi Walmiki) dalam bahasa sansekerta, yang telah hidup antara 300 SM. Dimana antara lain dalam syair itu telah menguraikan “Jawa Dwipa“. Artinya: Jawa = pahala, dan Dwipa = pulau. Sehingga Jawa Dwipa artinya “pulau dari pahala” atau “pulau jasa“.

Kemudian karena penyebutan ini Jawa Dwipa menjadi nama kepulauan Tanah Air kita. Dalam catatan perpustakaan India kuno kepulauan ini dinamai “Dwipantara“. Dalam bahasa sansekerta Dwipa = pulau, dan antara = seberang/luar. Kemudian disalin dalam bahasa Majapahit menjadi “Nusantara”. Nusantara dikenal oleh para pedagang dari India, Arab, Persi dan Cina dengan sebutan Swarnadwipa (sansekerta), yang berarti “pulau emas” dan Sarondiba, Jaza ir al-Jawi (Arab).

Nusantara kemudian menjadi nama resmi Negeri kepulauan, pada masa kerajaan Majapahit (1292-1478). Namun, berabad-abad selanjutnya nama Nusantara tenggelam seiring runtuhnya kerajaan Majapahit.

Barulah pada tahun 1920-an seorang berkebangsaan Belanda yang bernama Ernest Francois Eugene Douwes Dekker, memperkenalkan nama “Nusantara”. Dalam sejarah Ernest dikenal sebagai Dr. Setiabudi (1878-1950), salah seorang cucu adik Multatuli,

Nusantara semula bermakna kepulauan seberang/luar. Awalnya digunakan untuk menyebut pulau-pulau di luar jawa.

Dalam sumpahnya, Gajah Mada dihadapan pertemuan agung di pendopo Majapahit mengatakan; “laman huwus kala Nusantara, isun amukti palapa”. Maknanya; Jika telah kalah pulau-pulau seberang, saya menikmati Palapa (istirahat).  Karena pada saat itu kerajaan Majapahit hanya meliputi Jawa Timur dan Jawa Tengah saja.

Sumpah ini kemudian dikenal sebagai sumpah Palapa.

Secara historis, kepulauan yang bermakna kepulauan seberang oleh Dr. Setiabudi diberi pengertian nasionalistis. Mengambil kata melayu asli “antara”, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu; “nusa diantara dua benua dan samudera”. Sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi Nusantara modern.

Dr. Setiabudi mengambil nama Nusantara dari kitab Pararaton. Yaitu, kitab yang membahas sejarah para ratu Singosari hingga runtuhnya Majapahit. Sebuah naskah kuno zaman Majapahit. Ditemukan di Bali akhir abad-19, diterjemahkan J. LA Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.

Kemudian, karena tahu asal-usul nama Nusantara adalah sebutan bumi pertiwi. Dan tidak mengandung kata “India”, maka dengan cepat menjadi populer dalam tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan. Dimana untuk digunakan sebagai pengganti nama Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie).

Sebelum nama Nusantara populer dimasa pergerakan kemerdekaan Indonesia, negeri kepulauan ini pernah disebut “Insulinde”. Artinya, Kepulauan Hindia. Nama tersebut diperkenal oleh seorang pujangga asal Belanda yang bernama Eduard Douwes Dekker (1820-1887). Saat itu ia menggunakan samaran Multatuli.

“Insulinde” (kepulauan Hindia) (latin insula = pulau) dalam bukunya MAX HAVELOR tahun 1860, kemudian dipopulerkan oleh prof. P.J. Veth.

Alasan Multatuli memberi nama Insulinde, karena jijik mendengar nama Nederlandsch Indie (Hindia Belanda) yang diberikan oleh Belanda. Multatuli juga menggambarkan bahwa negeri kepulauan ini sebuah wilayah yang luar biasa.

Insulinde; laksana sabuk yang melingkari garis khatulistiwa ditetes intan jamrud.

Sejarah Nama Indonesia Mulai Muncul

Banyak dari bangsa-bangsa Eropa yang awam dengan benua Asia. Dan biasanya, selalu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok.

Menurut mereka daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka”. Dan dataran Asia Tenggara dinamakan “Hindia Belakang”. Sedangkan kepulauan Tanah Air kita memperoleh nama kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, Archipel Indian). Pada zaman Belanda nama resminya adalah Nederlandch Indie (Hindia Belanda).

Nama Hindia asal mulanya buatan Herodotus. Seorang ahli ilmu sejarah berkebangsaan Yunani (484-525SM) yang dikenal sebagai bapak ilmu sejarah. Adapun nama Hindia ini baru digunakan untuk kepulauan ini oleh Polemeus (100-178), seorang ahli ilmu bumi terkenal. Dan nama Hindia ini menjadi terkenal sesudah bangsa Portugis dibawah pimpinan: Vasco da Gama, mendapati kepulauan ini dengan menyusuri sungai Indus.

Kemudian pada tahun 1847 terbitlah sebuah majalah tahunan di Singapura dengan nama JOURNAL OF INDIAN ARCHIPELAGO AND EASTERN ASIA (JIAEA). Dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869) seorang lulusan sarjana Edinburg (Inggris). Tahun 1849 George Samuel Windsor Earl (1813-1865) yang berasal dari Inggris pun menggabungkan diri sebagai redaksi Majalah JIAEA.

Dalam artikelnya Earl di majalah JIAEA volume 4 tahun 1850 menyatakan pendapatnya bahwa sudah tiba waktunya untuk rakyat di kepulauan melayu memiliki nama khusus (a distinctive name). Sebab nama Hindia tidaklah cocok dan sering mengundang kebingungan dengan sebutan India yang lain.

Dalam judul artikelnya “Embracing Enquiries Into The Continental Relations of the Indo-pacific Islanders”, Earl menamakan penduduk India Belanda bagian barat yang berasal dari Proto-Melayu (melayu tua) dan Neutero-Melayu (melayu muda) sebagai INDUNESIANS. Earl memilih nama untuk wilayah kepulauan Negara kita dengan sebutan MELAYUNESIA (kepulauan melayu) daripada INDUNESIANS. Sebab MELAYUNESIANS sangat tepat untuk ras Melayu, apalagi bahasa melayu banyak digunakan diseluruh kepulauan Negara kita.

James Richardson Logan tidak sependapat dengan Windson Earl, beliau menulis artikelnya dalam majalah JIAEA volume 4 hal 252-347 dengan judul “THE ETHNOLOGY OF THE INDIAN ARCHIPELAGO”. Dia membahas tentang nama bagi kepulauan Negara kita yang oleh Belanda dan bangsa Eropa disebut “Indian Archipelago”. Menurut Logan sangat panjang dan membingungkan.

Melalui tulisan Logan tersebut untuk pertama kalinya dalam sejarah nama Indonesia muncul di dunia Internasional.

“Mr. Earl Sugests the Ethnographical term Indonesia, but rejects in favaour of Malayunesian, I prefer the purely geographical term Indonesian, which is merely a shorter synonym for the Indian Island or the Indian Archipelago”.

Selanjutnya, Logan secara aktif dalam setiap karya-karya tulisannya selalu memakai nama Indonesia. Sehingga banyak dari kalangan ilmuwan bidang Ethnology dan Geografi yang mengikuti pendapat Logan menyebut “Indonesia” pada kepulauan kita.

Sejarah nama Indonesia dipungut Logan dari apa yang dibuang Earl. Huruf U (INDUNESIA) digantinya dengan huruf O agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah sebutan INDONESIA sampai sekarang.

Earl sendiri tidak suka memakai istilah “INDONESIA”. Alasannya INDUNESIA (kepulauan Indonesia) bisa juga digunakan untuk wilayah Ceylon (Srilanka) dan Maldevies (Maladewa). Earl mengajukan dua pilihan nama Indonesia atau Melayunesia.

Itu terlihat pada artikel Earl halaman 71, tertulis “…..the in habitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago Would become respectively Indonesia or Malayunesians”. Pada majalah JIAEA volume 4 tahun 1850. Judul artikelnya “On the leading characteristict of the Papuan, Australian and malay-polynesian nations”

Sejarah nama Indonesia kemudian dipopulerkan seorang guru besar bidang ethnology universitas berlin yaitu Adolf Bastian. Dia mempopulerkan nama “Indonesia” dengan menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Indonesia Ordeer Die Inseln Des Malaysichien Archipel” sebanyak lima volume. Isi dari buku-buku tersebut membahas penelitiannya ketika pengembaraannya ke Tanah Air kita, pada tahun 1864-1880.

Melalui buku Bastian tersebut sejarah nama Indonesia semakin populer dikalangan sarjana. Hingga pernah muncul suatu pendapat bahwa Adolf Bastian adalah pencipta nama Indonesia. Pendapat yang keliru tersebut tercantum dalam “Encyclopedie Van Nederland-Indie”, tahun 1918.

Bahkan sejarah nama Indonesia versi ini, dimasukkan dalam buku sejarah kebangsaan jilid I untuk SLTP dan yang sederajat, penerbit Asia Afrika tahun 1969.

Selain Adolf Bastian prof. Sejarah nama Indonesia juga dipopulerkan oleh Van Vollen Hoven (1917). Nama “Indonesia” sebagai ganti Indisch (India) begitu juga istilah Inlander (pribumi) diganti sebutan “Indonesier” (orang Indonesia).

Sejarah Nama Indonesia Menjadi Makna Politik

Sejak tahun 1850-1884 nama Indonesia telah dikenal dalam ilmu pengetahuan Indonesia. Sejarah nama Indonesia yang semula adalah istilah ilmiah dalam ethnology, kemudian diambil oleh para pemimpin pergerakan nasional. Sehingga istilah Indonesia berubah menjadi makna politis.

Karena istilah Indonesia menjadi makna politis sebagai wujud identitas suatu bangsa yang telah bangkit dari cengkraman kolonialisme belanda yang mencapai kemerdekaannya, maka pemerintahan kolonialisme belanda selalu menaruh curiga dan mewaspadai istilah “Indonesia” itu.

Orang Indonesia yang pertama kali menggunakan nama “Indonesia” adalah Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) pada waktu dia di buang di negeri Belanda tahun 1913. Ketika di negeri Belanda, Ki Hajar mendirikan sebuah biro pers dengan nama “INDONESISCHE PERS_BUREAU”. Sehingga di Rotterdam (Belanda) nama Indonesia semakin populer digunakan oleh kalangan para mahasiswa dan para ilmuwan.

Seorang mahasiswa sekolah tinggi ekonomi (Handels hooge school), yang bernama Moch. Hatta mengusulkan agar organisasinya para mahasiswa Hindia Belanda yang belajar di negeri Belanda untuk diubah. Semula bernama INDISCHE VEREENIGING yang didirikan pada tahun 1908, menjadi INDONESISCHE VEREENIGING (perhimpunan Indonesia).

Begitu pula majalahnya mahasiswa Hindia Belanda semula bernama “HINDIA POETRA” diganti dengan nama “INDONESIA MERDEKA”.

Alasan Moch. Hatta berinisiatif mengganti nama organisasi dan majalah dengan istilah Indonesia termuat dalam majalah Indonesia Merdeka.

Bung Hatta menegaskan; “……bahwa Indonesia merdeka yang akan datang mustahil disebut Hindia Belanda juga tidak Hindia saja. Sebab dapat menumbuhkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik karena melambangkan dan mencita-citakan suatu Tanah Air di masa depan, dan untuk mewujudkanya tiap orang Indonesia akan beusaha dengan segala tenaga dan kemampunya di dalam negeri.”

Di dalam negeri berbagai organisasi pun muncul dengan sebutan Indonesia. Tercatat tiga organisasi yang pertama kali menamakan organisasinya dengan memakai sebutan “INDONESIA” .

  1. Organisasi Indonesische Studie Club tahun 1924 didirikan oleh Dr. Soetomo
  2. Organisasi Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1924
  3. Organisasi INDONESISCHE PANVINDERIJ (NATIPIJ) tahun 1924, Organisasi kepanduan Nasional yang didirikan oleh Jong Islami Ten Bond.

Penetapan Nama Indonesia

Sebutan INDONESIA semakin populer di dalam negeri dalam berbagai gerakan-gerakan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh Nasional. Setelah nama “INDONESIA” dinobatkan sebagai nama Tanah Air, Bangsa dan Bahasa pada “kerapatan Pemoeda-Pemoeda Indonesia” pada tanggal 28 Oktober 1928 yang kemudian disebut “SOEMPAH PEMOEDA”.

Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; Parlemen Hindia Belanda) Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjodjo, dan Sutardjo Karto Hadi Kusumo, mengajukan mosi kepada pemerintah Hindia Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “NEDERLANDSCH-INDIE” (Hindia Belanda). Tetapi Belanda menolak mosi ini.

Segala usaha terus dilakukan untuk mengganti didalam perundang-undangan sebutan “NEDERLANDSCH-INDIE” dengan INDONESIA; dan INBOORLING, INLANDER, INHEEIMSCHE dengan INDONESIER tetapi selalu mengalami kegagalan, dimana pihak koloni Belanda selalu mendasarkan keberatannya atas dasar pertimbangan “Juridis”. Nama Indonesiers hanya boleh dipakai secara resmi dalam surat menyurat saja (Surat Edaran 10 Oktober 1940).

Sebutan “Hindia Belanda” lenyap ketika bala tentara Jepang menduduki Tanah Air Kita pada tanggal 8 Maret 1942 dan berganti sebutan “TO-INDO” (India Timur). Tidak lama bala tentara Jepang menduduki Tanah Air kita, tentara sekutu menghancurkan kekuasaan Jepang. Lalu pada tanggal 17 agustus 1945 muncul lebih kuat dengan dicantumkannya dalam proklamasi bangsa Indonesia, dan pada tanggal 18 Agustus 1945, berdirilah Negara Republik Indonesia.

Garuda Citizen truly of Indonesia » politik, hukum, sosial, wisata, budaya, dan berbagai berita peristiwa menarik dan penting untuk dibaca.

Advertisement
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Sejarah

Pendiri Daulah Abbasiyah Adalah

Published

on

pendiri daulah abbasiyah adalah

Nama Dinasti Abbasiyah berasal dari nama Al-Abbas ibn Abd al-Muttalib ibn Hasyim, salah seorang paman Nabi Muhammad, pendiri daulah abbasiyah adalah? Bani Abbasiyah percaya bahwa mereka lebih memenuhi syarat untuk kekhalifahan Islam daripada Bani Umayyah.

Pendiri daulah abbasiyah adalah?

Pendiri dinasti Abbasiyah adalah Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, lebih dikenal sebagai Abdul Abbas As-Saffah, yang memerintah selama lima tahun. Setengah abad, atau 524 tahun. 

Pembentukan kekhalifahan Abbasiyah memakan waktu lama, dan setidaknya ada 4 strategi yang digunakan. Abu Muslim Al-Khurasani melakukan propaganda terbuka. Sejarawan membagi pemerintahan negara ini menjadi tiga periode. 

  1. Periode pertama meliputi periode 132-232 H/747-847 M, dimulai dari Abdul Abbas As-Saffah hingga Abu al-Fadl Ja’far Al-Mutawakkil. 
  2. Periode kedua meliputi periode 232-590 H/847-1184 M, dari Abu Ja’far Muhammad al-Muntasir hingga Abu al-Abbas Ahmad Nasir. 

Abbasiyah diperintah oleh seorang khalifah yang kuat yang merupakan komandan tentara dan telah berperang dalam perang dari Abdul Abbas As-Saffah ke Abu Al-Fadl Ja’far Al-Mutawakkil selama periode ketiga 590-656 jam.

Dinasti Abbasiyah mencapai puncak emasnya pada periode pertama, ketika masyarakat mencapai tingkat kemakmuran tertinggi. Khalifah adalah tokoh utama dan pusat kekuasaan politik serta agama, dan periode ini meletakkan dasar bagi filsafat dan ilmu pengetahuan Islam. Sudah paham mengenai siapa pendiri daulah abbasiyah adalah?

Abdul Abbas As-Saffah hanya memerintah untuk waktu yang sangat singkat dari 750 hingga 754 M, menurut buku Badri Orphan History of Islamic Civilization Rasat Islamiyah II. 

Ibukota negara adalah Al-Hashimiyah, dekat Kufah, pada awalnya. Al-Mansur memindahkan ibu kota negara ke Baghdad pada 762 M untuk menjaga stabilitas negara baru. Demikian informasi mengenai “pendiri daulah abbasiyah adalah” semoga bermanfaat.

Baca Juga: Apa Nama Alat Ukur Jumlah Zat?

(Upy/G)

Continue Reading

Sejarah

Siapa Saja Tokoh Yang Mengusulkan Rumusan Dasar Negara

Published

on

siapa saja tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI menggelar rapat perdana untuk membahas rumusan dasar Indonesia merdeka, siapa saja tokoh yang mengusulkan rumusan dasar Negara?

 Sidang pertamanya dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945. Tiga tokoh mengusulkan berdirinya negara Indonesia merdeka pada sidang BPUPKI yang pertama, sebagaimana dikutip dalam Buku Pegangan Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) untuk SMP/ mts Kelas 7 oleh Sri Nurhayati, S.Pd., dan Iwan Mukharji, S.Pd., M.Pd.

Siapa saja tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara

siapa saja tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara
Sumber gambar: Grid Kids

Muhammad Yamin, Bapak Soepomo, dan ir. Sukarno termasuk di antara tiga tokoh yang mengusulkan definisi dasar bangsa. Ketiga tokoh tersebut mengusulkan struktur dasar negara secara lisan dan tertulis. 

Moh Yamin atau Muhammad Yamin adalah tokoh yang mengusulkan rumusan dasar Negara pertama. Pada sidang BPUPKI hari pertama 29 Mei 1945, Muhammad Yamin secara lisan menyampaikan lima prinsip dasar negara Indonesia merdeka sebagai berikut: 

  1. Peri Kebangsaan
  2. Peri Kemanusiaan
  3. Peri Ketuhanan
  4. Peri Kerakyatan
  5. Kesejahteraan Rakyat

Muhammad Yamin kemudian menulis surat kepada ketua sidang BPUPKI mengusulkan rumusan dasar negara. Usul tertulis tentang rumusan dasar negara Muhammad Yamin berbeda dengan apa yang disampaikannya secara lisan. Sudah paham kan mengenai “siapa saja tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara?”

Rumusan dasar negara menurut Moh Yamin secara tertulis yaitu:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
  2. Kebangsaan persatuan Indonesia.
  3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Demokrasi dalam permusyawaratan perwakilan yang diatur oleh kebijaksanaan. Soepomo adalah orang yang pertama kali mengusulkan dasar negara Pancasila pada tanggal 31 Mei 1945. Ia menyatakan bahwa negara yang akan dibentuk harus merupakan negara integralistik atau negara kesatuan berdasarkan poin-poin berikut: 

  1. Persatuan
  2. Kekeluargaan
  3. Keseimbangan lahir dan batin
  4. Musyawarah
  5. Keadilan rakyat

Soekarno mengemukakan rumusan dasar negara Indonesia dalam pidatonya. Rumusan dasar negara Soekarno adalah sebagai berikut: 

  1. Kewarganegaraan Indonesia. 
  2. Perikemanusiaan dan internasionalisme
  3. Mufakat atau demokrasi
  4. Kesejahteraan sosial
  5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Soekarno awalnya mengusulkan untuk menyebut lima prinsip utama negara lima dharma. Karena itu siapa yang memilih Pancasila sebagai nama negara? Panca dharma berarti lima kewajiban. Bagaimana sudah paham kan mengenai “siapa saja tokoh yang mengusulkan rumusan dasar Negara?”

Ternyata, salah satu teman Soekarno yang seorang ahli bahasa menyarankan untuk menyebut usul dasar negara itu Pancasila, yang artinya lima sila. Hari lahir Pancasila akan diperingati kemudian pada tanggal 1 Juni 1945. 

Soekarno menyarankan bahwa lima sila dapat dibagi menjadi tiga sila. Sebuah negara yang dibangun di atas gotong royong berarti “satu untuk semua, semua untuk satu”, yang berarti kebahagiaan bagi semua orang tanpa kecuali. 

Soekarno menyatakan Pancasila adalah dasar dari falsafah negara dan pandangan hidup Indonesia. Demikian ulasan mengenai “siapa saja tokoh yang mengusulkan rumusan dasar Negara” semoga bermanfaat.

Baca Juga: Negara Apa Yang Terletak Paling Barat

(Upy/G)

Continue Reading

Sejarah

Batas Wilayah Benua Asia

Published

on

batas wilayah benua asia

Benua Asia dibatasi oleh utara, barat, selatan, dan timur, informasi mengenai batas wilayah benua asia ada dibawah ini. Benua adalah salah satu dari tujuh daratan terbesar di Bumi. Menurut Kamus Cambridge, sebagian besar benua dikelilingi oleh air dan berisi berbagai negara. Ada tujuh benua di dunia, dan masing-masing memiliki batasnya sendiri. 

Selain itu, Benua Asia termasuk dalam batas-batas benua. Menurut atlas dunia, di dunia terdapat tiga batas daratan benua, yaitu Asia, Eropa, Afrika asia, serta Amerika Utara dan Amerika Selatan. Asia adalah benua terbesar di dunia. Ini mencakup 44.579.000 kilometer persegi, atau 29,5 persen dari total luas permukaan bumi. 

Batas Wilayah Benua Asia

Benua asia memiliki beberapa pulau, termasuk Indonesia di selatan. Gunung Sinai dihubungkan oleh dataran sempit. 

  • Wilayah perbatasan benua asia utara: samudra arktik
  • Wilayah perbatasan benua asia selatan: Samudra Hindia
  • Wilayah perbatasan benua asia barat: benua eropa, laut kaspia, pegunungan ural, selat bosphorus, laut hitam,  laut tengah,  selat dardanella, laut merah, dan terusan suez.

Pembagian wilayah benua asia

Berikut ini adalah daftar negara-negara di benua Asia seperti yang tercatat di worldatlas.com. 

1. Asia tengah 

Asia Tengah terdiri dari lima negara, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. 

2. Asia timur

Asia Timur merupakan subregion Asia yang mencakup sekitar 11.840.000 km2 atau 15 persen dari berbagai benua. Wilayah yang terletak di negara ini, tingkok, jepang, mongolia, korea utara, korea selatan, taiwan, makau, dan hongkong.

3. Asia selatan

Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka termasuk di antara negara-negara yang membentuk wilayah geopolitik di bagian selatan benua Asia ini. 

4. Asia Tenggara 

Asia tenggara meliputi Semenanjung Indochina dan Semenanjung Malaka, serta Kepulauan Melayu. Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, dan Kamboja semuanya termasuk dalam kawasan ini. 

5. Asia barat

Asia Barat, atau Asia Barat Daya, terdiri dari kawasan Timur Tengah dan Timur Dekat di benua Asia. Istilah “Asia Barat” lebih sering digunakan dalam tulisan-tulisan tentang arkeologi dan prasejarah kawasan itu.

Kawasan ini meliputi beberapa negara mulai dari turki, armenia, arab saudi, georgia, azerbaijan,  bahrain, iran, irak, kuwait, israel, libanon, qatar, oman, suriah, siprus, yaman, uni emirat arab, dan yordania.

6. Asia utara

Asia utara juga dikenal sebagai Siberia, adalah wilayah utara Asia, yang meliputi wilayah Rusia di sebelah timur Pegunungan Ural, Siberia, dan Timur Jauh Rusia. Asia Rusia terkadang digunakan untuk menggambarkannya.

Demikian jawaban dari “batas wilayah benua asia” semoga informasinya memberikan banyak manfaat untuk kalian semua.

Baca Juga: Apa Yang Melatarbelakangi Terbentuknya Kampung Pancasila

(Upy/G)

Continue Reading

Trending