Connect with us

Dunia

Penganut Poliandri Suku Mosuo di Daratan China

Published

on

Penganut Poliandri Suku Mosuo di Daratan China 4

Dalam beberapa hal, antara Suku Minangkabau Sumatera Barat – Indonesia dengan orang Suku Mosuo di daratan China. Salah satunya, mereka sama-sama menganut budaya matriarkal. Dimana posisi wanita lebih dominant dalam masyarakat dan di mana seorang anak akan mewarisi nama dari ibunya.

Namun dari akar budaya dan pengaruh agama juga memunculkan perbedaan antara keduanya. Seperti sistem perkawinan. Jika Suku Mosuo di China penganut Poliandri maka Suku Minang Kabau mayoritas beragam Islam menentang cara perkawinan seperti itu.

Baca juga artikel tentang budaya poliandri lainnya : Tradisi Poliandri

Penganut Poliandri Perempuan Suku Mosuo

Penganut Poliandri Suku Mosuo di Daratan China 10

Danau Lugu di Pemukiman Suku Mosuo

Adalah sebuah daerah terpencil di perbatasan China dan Tibet, tinggal sekelompok masyarakat etnik minoritas penganut matriakh dan sekaligus pelaku poliandri yang legal dan sah, suku minoritas tersebut adalah suku Mosuo, yang merupakan suku dari minoritas etnik Naxi, yang juga adalah salah satu dari 55 suku minoritas di China. Sampai sekarang sistem matriakal masih dipraktekkan di suku tersebut.

Suku terasing ini tinggal di sekitar wilayah danau Lugu kira-kira 2,700 meter di atas permukaan laut. Danau yang maha indah dan masih sangat perawan ini dikelilingi oleh hutan lebat dan gunung-gunung.

Masyarakat yang merupakan tight knit community masih berpegang teguh adat turun temurun selama ribuan tahun.

Penduduk Mosuo selain penganut poliandri juga merupakan penganut salah satu sekte agama Budha yang menganggap Lama sebagai pimpinan tertinggi. Lamaism.

Peran Lama sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Yang menarik di suku Mosuo adalah peran utama kaum wanita. Peran perempuan di suku Mosuo ini sangat erat dan kental, wanita berperan sebagai kepala rumah tangga yang mengatur segala tetek bengek urusan domestik.  Biasanya di setiap keluarga terdiri dari sepuluh anggota, walau tidak jarang satu keluarga terdiri dari 20 atau 30 orang.

Sang kepala keluarga merupakan wanita yang sangat dihormati dan dituakan oleh segenap anggota keluarga. Seluruh keputusan yang berurusan dengan keluarga di tangan sang ibu kepala rumah tangga.

Jumlah keseluruhan masyarakat suku Mosuo sekitar 50 ribu orang dan semua tinggal di sekitar danau Lugu. Rumah suku Mosuo sanggat khas dan hampir di setiap rumah mereka menyediakan ruangan khusus sebagai balai pertemuan keluarga atau juga berfungsi untuk ritual-ritual agama. Rata-rata rumah suku Mosuo beratap rendah dan tidak ada ventilasi sama sekali sehingga memberi kesan sangat akrab dan keintiman antar keluarga sangat terjaga.

Salah satu cahaya yang masuk ke dalam rumah berada di sebuah kamar khusus dimana sebuah perapian selalu menyala dan sebuah altar pemujaan berada. Altar berupa batu ini merupakan simbol leluhur sebuah keluarga. Dipercaya arwah para leluhur masih menempati batu tersebut sehingga api harus tetap menyala untuk menghangatkan mereka para arwah. Api yang dibiarkan terus menyala juga sebagai lambang kesejahteraan suatu keluarga.

Penganut Poliandri Suku Mosuo di Daratan China 2

“When it comes to seduction, they completely change. The women act shy, look at the floor, sing softly to themselves and blush.”

Kehidupan perkawinan suku Mosuo sangat menarik dan langka, dan saking langkanya, menarik banyak minat para peneliti dari berbagai belahan dunia dan sekitar dua dekade  terakhir membuat nama Mosuo menjadi terkenal di seluruh dunia.

Daerah mereka yang perawan nan alami, kini mulai banyak dikunjungi turis dari Amerika, Eropa, dan juga negara-negara Asia lainnya juga masyarkat China sendiri. Perempuan Mosuo masih memegang tradisi turun temurun mereka, salah satunya adalah dalam hal perkawinan. Yakni penganut poliandri dan monogamo

Ada tiga jenis perkawinan, yang pertama sistem Axia yang berarti visiting marriage,  kedua adalah : axia cohabitation dan yang terakhir adalah monogamy.

Ilustrasi :

Malam telah turun, gelap dan sunyi. Hanya suara binatang malam yang sekali-kali terdengar. Gadis muda itu diam-diam membuka jendela kamarnya, dan membiarkan angin malam menyusup ke dalam kamarnya yang sempit. Dihirupnya udara malam dalam-dalam. Hatinya mulai deg-degan, tubuhnya sedikit gemetar. Sebentar-sebentar pandangannya di arahkan ke jendelanya yang sedikit terbuka. Rasa penat tubuhnya akibat pesta seharian tidak membuatnya ingin segera tidur, malam inilah malam istimewa baginya.  Hatinya makin tambah deg-degan. Suara halus sedikit saja mampu membuatnya terlonjak. Penantaian gadis tersebut tidak lama, karena sekitar sepuluh menit kemudian telinganya mendengar langkah-langkah halus menuju ke arah jendelanya. Kekasihnya sudah datang, dan dengan isyarat ketukan khusus, minta ijin untuk masuk kamarnya. Tanpa menunggu waktu, dia segera membalas dengan isyarat khusus pula, sejenak kemudian dua makhluk berbeda kelamin itu sudah berada dalam satu ruangan dan…..

Monogamy hanya ada di masyarakat urban suku mosuo artinya mereka yang melakukan pernikahan dengan sistem monogamy adalah mereka yang sudah terpengaruh oleh kaum urban yang datang ke daerah tersebut. Sementara itu, etnik-etnik Mosuo lainnya masih mempraktekkan pernikahan Axia marriage terutama di daerah Yongning dan danau Lugu.

Perkawinan Axia adalah perkawinan yang bersifat bebas tanpa ikatan. Kaum lelaki Mosuo menyebut para perempuan mereka Axia yang berarti : teman intim dan para perempuan menyebut kaum lelaki atau kekasih sebagai Azhu.

Mereka tidak terikat dengan perkawinan seperti pasangan-pasangan di belahan bumi manapun,  namun mereka tetap  tinggal di rumah sendiri dan biasanya di rumah ibu mereka, sepanjang hayat.

Setiap gadis yang sudah dianggap akil balig biasanya mempunyai seorang Azhu. Mereka mempunyai kamar tersendiri dimana sang kekasih bisa berkunjung setiap saat.  Kunjungan rahasia ini dilakukan saat malam hari. Dan keesokan harinya di pagi yang masih buta sang kekasih harus meninggalkan rumah sang gadis.

Jika seorang gadis sudah mulai bosan dan tidak ingin melanjutkan hubungan dengan kekasihnya, sebagai tanda penolakan, dia akan menutup pintu kamarnya atau pintu jendela, dan kekasihnya begitu tahu si gadis menutup pintu, akan berhenti mengunjunginya. Di sini tidak ada ikatan apapun, semua bebas merdeka. Hubungan lebih bersifat mutual dan kasih sayang, keinginan atau hasrat seorang perempuan sangat dihormati.

Penganut Poliandri Suku Mosuo di Daratan China 9

“When they have kids, the children are theirs only — the men don’t play a role.”

Jika hasil dari cohabitation ini menghasilkan anak, maka anak tersebut akan menjadi milik keluarga sang ibu dan mewarisi nama keluarga si ibu.  Anak ini dibesarkan dan di asuh oleh keluarga besar si gadis dan tidak diperkenalkan dengan ayah kandungnya sampai menjelang upacara akil baliq.

Upacara akil balig seorang gadis dilangsungkan ketika seorang anak mencapai usia 13 tahun, dan ritual ini dilakukan saat tahun baru. Di hari yang istimewa ini sang gadis diberi pakaian nan indah dan dihias secantik mungkin, dan juga dihiasi perhiasan-perhiasan tradisional. Upacara ini menandai bahwa seorang gadis sudah dewasa. Dengan kata lain, sang gadis sudah boleh memiliki seorang Azhu atau kekasih. Sebanyak yang dia inginkan…bebas memilih tanpa beban moral apapun.

Tradisi kuno masyarakat matriakhal di China ini, sangat menarik bagi kaum wisatawan asing, karena dianggap unik dan langka. Terlebih adat istiadat yang menyangkut hubungan antara lelaki dan perempuan Mosuo yang dianggap sangat promiscious.

Khususnya bagian dimana para perempuan Mosuo bebas memilih pasangan dan berganti-ganti pasangan seksual, ironisnya daya tarik inilah yang sering disalah gunakan para turis yang ingin mencoba-coba to experience its apparent promiscuity.

Suku mosuo dipercaya sudah tinggal di perbatasan Tibet ini  mampu menjaga adat istiadat turun temurun selama ribuan tahun. Ketika sebagian besar masyarakat di China menyia-siakan anak perempuan, Mosuo menempatkan perempuan di kursi tertinggi.

Di China yang berlaku pomeo “it is better to have a dog than a daughter”, dan dimana perempuan diperlakukan sebagai masyarakt kelas dua, di Mosuo berlaku sebaliknya.

Bahkan mereka bisa berganti-ganti pasangan setiap malam. Dan this is a palce where  women rule the world. Seorang perempuan Mosuo bebas menentukan apakah pasangannya akan langgeng selamanya,atau hanya beberapa tahun, atau beberapa bulan, atau juga hanya beberapa hari atau bahkan hanya semalam saja.

Ketika seorang gadis sudah menjalani upacara akil balik, dia akan diberikan sebuah kamar terpisah. Dan ketika malam telah turun, dia akan siap menerima kunjungan sang kekasih, Dulu dengan bahasa isyarat seperti ‘meremas’ khusus salah satu jari-jari di permukaan tangan menunjukkan bahwa lelaki tersebut boleh mengunjungi sang gadis. Kaum lelaki suku ini yang perannya lebih pasive dari perempuan, tugas nya adalah mencari ikan di danau Lugu. Urusan domestik lainnya adalah urusan perempuan.

Penganut Poliandri Suku Mosuo di Daratan China

“They don’t know feelings of guilt or rage — it is simply shameful to fight. They are ashamed if they do and it even can threaten their social standing.”

Menurut pengakuan salah seorang nelayan Ai Le Shan Ma 38 tahun, hubungan walking marriage seperti ini mengurangi stress perkawinan. Sehingga perkawinan model walking marriage sangat menguntungkan. Masih menurut pengakuan Shan Ma, dia  atau lelaki Mosuo lainnya cukup happy hanya bisa mengunjungi sang ‘istri’ pada malam hari, dia bisa datang kapan saja sesuai dengan suasana hatinya. Semua bebas tanpa beban.  Jika terjadi ketidak cocokan antar pasangan, tiada sakit hati, masing-masing akan mencari pasangan lainnya.

Mosuo tidak mengenal istilah zina, anak haram, perawan, janda, rasa cemburu , single mother ataupun monogami. Alasan cukup simple, istilah ini memang tidak ada dan diada-adakan.

“Danau Lugu merupakan tanah of free love”, tulis seorang explorer Russia Peter Goullart dalam bukunya : Forgotten Kingdom. Ketika sebuah karavan Tibet lewat,  di sebuah desa, para perempuan Mosuo secara bisik-bisik mulai menentukan lelaki mana yang akan dipilih untuk menemani malam yang dingin.

Ibu dan anak akan menjamu tamu dan menari untuk menghibur tamu. Setelah itu sang matriakh  yang dianggap sesepuh akan menyuruh lelaki tersebut untuk memilih perempuan mana yang akan menjadi kekasihnya malam itu.

Dewasa ini, bukan lagi karavan yang di harapkan melainkan para turis. Dan rupanya sensasi inilah yang menarik para wisatwan untuk datang ke Danau Lugu. Semenjak daerah ini menjadi obyek wisata banyak wisatawan China datang ke Mosuo selain menikmati keindahan alam juga berharap bisa dipilih oleh salah stau gadis Mosuo untuk menemani dinginnya malam secara gratis.. tis. Di sisi lain,  tidak dapat dipungkiri juga kehadiran turis ke Danau Lugu membantu perekonomian masyarakat  Mosuo.

Penganut Poliandri Suku Mosuo di Daratan China 5

“It simply doesn’t make sense to the Mosuo women to solve conflicts with violence. Because they are in charge, nobody fights.”

Seperti daerah-daerah turis lainnya, lambat laun keindahan Danau Lugu tercemar dengan banyaknya turis yang datang, mereka membuang sampah sembarangan. Dan pesona keindahan Danau Lugu semakin pudar dengan arus komersialisasi tempat ini.

“By the lake I see piles of plastic bags and beer bottles. I can hardly bear to go home.”  Demikian menurut pengakuan seorang entertainer dunia Yang Erche Namu.  Wanita asli suku Mosuo.

Namu seorang bekas model dan seorang entertainer yang berdomosili di Beijing adalah produk Danau Lugu asli. Namu yang memulai karirnya sebagai pemenang kontes nyanyi nasional di China, namanya kemudian berkibar di dunia hiburan dunia, terlebih setelah dia berkarier sebagai model.

Namu yang pernah tinggal di berbagai dunia  seperti New York, San Fransisco dan Canada saat ini  menikah dengan salah seorang diplomat Norwegia. Konon Namu terang-terangan  pernah melamar presiden Perancis Nicholas Sarvosky sebelum Nicholas menikah dengan Carla Bruni, dalam bukunya Leaving Mother Lake  Namu secara apik dan terkesan lugu, menceritakan secara detail mistik adat istiadat Musuo termasuk upacara akil baliq nya dan saat pertama menantikan sang Azhu, walau kemudian dia menolak Azhu dari lelaki Mosuo,

“I don’t like them, they smell so bad,”  alasannya.

Karirnya  sebagai model, penyanyi dan entertainer dimulai dari desanya di dekat Danau Lugu. Namu dengan kecantikannya yang khas dan eksotik,  adalah merupakan sosok yang membuat Mosuo menjadi terkenal dan membuat banyak orang yang penasaran.

Penganut Poliandri Suku Mosuo di Daratan China 6

“They aren’t interested in getting married or starting a family with a man. When the love is over, then it’s over. They don’t stay together for the kids or for the money or for anything else.”

Bagaimanapun juga kultur masyarakat Mosuo yang seringkali di cap sebagai tempat dimana para perempuan melakukan free sex dan dianggap legal , faktor ini sering di-high light oleh para operator tourism  dan agen wisata untuk menarik para wisatawan khususnya kaum Adam untuk mengunjungi Danau Lugu.

kebudyaan poliandri tradisi unik di dunia

“You are responsible for almost nothing, you work much less and you spend the whole day with your friends.”

Tidak dapat dipungkiri seperti di setiap aspek turisme selalu ada segelintir orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dan salah satunya adalah menjadikan sebagai ajang prostitusi, dan Danau Lugu tidak lepas dari masalah ini, walau ironisnya para prostitute tersebut sebenarnya bukan gadis  Mosuo asli  namun tidak lebih merupakan kaum pendatang yang berlaku seolah-olah mereka adalah gadis Mosuo.

Selain masyarakat Mosuo, ada lagi suku minortitas yang mempraktekkan Polyandry, antara lain yaitu suku  Nyinba, sebuah suku ber-etnik Tibet dan berlokasi di Barat daya Nepal. Suku Nyinba mempraktekkan fraternal polyandry. Setiap lelaki yang mempunyai saudara laki-laki menikah secara poliandry dengan perempuan yang sama dan walau demikian hubungan antar saudara tidak menjadi terganggu.

Konsep cemburu tidak dikenal. Hanya ikatan kebersamaan total dan rela berbagi. Ladog,  salah satu komuniti Tibet  yang tergolong suku yang makmur, para perempuan umumnya menikah dengan lelaki bersaudara. (Levine 1987). Walau demikian di Ladog, 34.6%  perempuan menikah secara monogamy. Dan sekitar beberapa persen yang menikah dengan beberapa lelaki dalam satu keluarga.

Penganut Poliandri Suku Mosuo di Daratan China 7

“Men live better where women are in charge

Dalam sebuah film dokumenter Tribe, yang mengupas suku ini,  dalam wawancara antara Bruce Parry (sang pemandu Tribe) yang mewawancarai kakak beradik yang mempunayi istri sama, mereka mengaku tidak ada rasa cemburu dan selalu mengalah, jika sang adik atau sang kakak tidak dapat giliran dari sang istri.

They have no problem with that.  Bahkan, tidak jarang seorang perempuan penganut poliandri mempunyai tiga suami yang semua nya adalah kakak beradik dari keluarga yang sama. Aneh…??

Last but not the least, berbicara masalah adat istiadat tentu kita tidak bisa men-judge perilaku penganut poliandri atau para perempuan di suku-suku tersebut, budaya turun temurun ribuan tahun yang dianggap tidak normal di sebagian besar di dunia, namun merupakan masalah yang normal dan biasa di daerah yang mempraktekkan dan yang mempercayainya.

Yang menjadi masalah adalah penyalah gunaan adat tersebut untuk mengeruk uang sebesar-besarnya dengan mengekploitasi budaya penganut poliandri yang bersangkutan, sehingga esensi makna nya menjadi kabur yang akibatnya menimbulkan sebuah stigma ataupun stereotype yang lebih sering condong ke negatif.

Penganut Poliandri Suku Mosuo di Daratan China 3

Lelaki Suku Musuo

“For the Mosuo women, women are simply the more effective and reliable gender,” Coler says. “When a man hasn’t finished a task he’s been given, he is expected to admit it. He is not scolded or punished, but instead he is treated like a little boy who was not up to the task.”

Garuda Citizen truly of Indonesia » politik, hukum, sosial, wisata, budaya, dan berbagai berita peristiwa menarik dan penting untuk dibaca.

Dunia

Berapa Lama Antrian Haji di Indonesia? Ini Dia Faktanya!

Published

on

Berapa Lama Antrian Haji

Sebagai umat Muslim yang ingin menyempurnakan rukun Islam, tentunya terpikirkan berapa lama antrian haji di Indonesia. Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu. Namun, tidak semua orang bisa langsung berangkat haji sesuai dengan keinginannya. 

Ada banyak faktor yang membuat calon jamaah haji harus menunggu dalam antrian yang cukup lama. Lalu, berapa lama sebenarnya antrian haji di Indonesia? Apa saja faktor yang mempengaruhi lamanya antrian haji? Semuanya akan dibawah pada artikel ini, jadi pastikan Anda menyimaknya sampai habis! 

Berapa Lama Antrian Haji di Indonesia?

Berapa lama antrian haji? Dari fakta yang ada, antrian haji di Indonesia merupakan salah satu yang terpanjang di dunia. Menurut data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU), Kementerian Agama, rata-rata lama masa tunggu calon jamaah haji reguler Indonesia saat ini telah mencapai 25 tahun.

Bahkan, ada beberapa daerah yang masa tunggunya nyaris tembus satu abad, seperti Kalimantan Selatan yang mencapai 36 tahun, Sulawesi Tenggara yang mencapai 38 tahun, dan Sulawesi Selatan yang mencapai 97 tahun.

Data estimasi waiting list jamaah haji tersebut dapat dilihat melalui aplikasi Pusaka yang dihadirkan oleh Kementerian Agama. Aplikasi ini dapat diunduh melalui Google Play (android) dan App Store (iOS). 

Calon jamaah haji dapat memasukkan nomor porsi pada kolom yang tersedia, lalu akan muncul data estimasi keberangkatan yang mencakup informasi yang dibutuhkan. Pastikan mengisi informasi yang benar, agar jadwal keberangkatan Anda bisa cepat diketahui. 

Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Lamanya Antrian Haji?

Dilihat dari penjelasan berapa lama antrian haji di atas, tidak heran jika ada banyak calon jamaah yang mempertimbangkan perbedaan umroh dan haji. Pasalnya, umroh sendiri sama-sama ibadah yang dilaksanakan di Tanah Suci dengan waktu yang lebih fleksibel. Sementara itu, lamanya antrian haji di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Kuota Haji yang Terbatas

Kuota haji merupakan jumlah jamaah haji yang diperbolehkan oleh pemerintah Arab Saudi untuk berangkat ke Tanah Suci setiap tahunnya. Kuota haji ditentukan berdasarkan persentase 0,1% dari jumlah penduduk muslim di setiap negara.

Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia mendapatkan kuota haji terbesar, yaitu sekitar 211 ribu pada tahun 2019. Namun, kuota tersebut masih jauh dari cukup untuk memenuhi permintaan calon jamaah haji yang mencapai lebih dari lima juta. 

Selain itu, kuota haji juga berubah-ubah setiap tahunnya, tergantung pada kondisi politik, ekonomi, dan kesehatan di Arab Saudi. Misalnya, pada tahun 2020 dan 2021, kuota ini pun dibatasi hanya sekitar 100 ribu karena adanya pandemi Covid-19.

2. Pendaftaran Haji yang Terus Bertambah

Meskipun kuota haji terbatas, pendaftaran haji di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan tingginya animo masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji. Pendaftaran haji di Indonesia dilakukan secara online melalui SISKOHAT. 

Calon jamaah haji harus membayar setoran awal sebesar Rp25 juta ke bank penerima setoran haji (BPS-BPIH), lalu mendapatkan bukti setoran awal yang mencantumkan nomor porsi haji. Nomor porsi haji ini menentukan urutan keberangkatan calon jamaah haji. 

Semakin awal mendaftar, semakin cepat pula berangkat. Namun, dengan jumlah pendaftar yang terus bertambah, maka semakin lama pula waktu tunggu bagi calon jamaah haji yang baru mendaftar. Hal inilah yang mempengaruhi berapa lama antrian haji di Indonesia. 

3. Ketersediaan Fasilitas dan Layanan Haji

Faktor lain yang mempengaruhi berapa lama antrian haji di Indonesia adalah ketersediaan fasilitas dan layanan haji, baik di Indonesia maupun di Arab Saudi. Fasilitas dan layanan haji meliputi transportasi, akomodasi, kesehatan, keamanan, bimbingan, dan lain-lain. 

Semua fasilitas dan layanan tersebut harus memenuhi standar kualitas dan kuantitas yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dan Arab Saudi. Jika ada salah satu saja fasilitas atau layanan haji yang tidak tersedia atau tidak memadai, maka akan berdampak pada penurunan jumlah jamaah haji yang dapat diberangkatkan.

Akhir Kata

Demikianlah artikel tentang berapa lama antrian haji di Indonesia dan apa saja faktor yang mempengaruhi lamanya antrian haji. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui informasi seputar ibadah haji. Jika Anda sudah mendaftar haji, jangan lupa untuk selalu memantau perkiraan keberangkatan Anda melalui aplikasi Pusaka atau situs resmi Kementerian Agama. 

Jika Anda belum mendaftar haji, segera daftarkan diri Anda melalui SISKOHAT dan siapkan diri Anda secara fisik, mental, pakaian yang dipakai ketika melaksanakan Wukuf, dan finansial untuk melaksanakan ibadah suci tersebut. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan kesempatan bagi kita semua untuk berhaji ke Baitullah. Aamiin.

Continue Reading

Dunia

11 Urutan Pelaksanaan Ibadah Haji dari Awal Sampai Akhir

Published

on

Urutan Pelaksanaan Ibadah Haji dari Awal Sampai Akhir

Untuk para calon jamaah yang akan melangsukan ibadah di Tanah Suci, memahami urutan pelaksanaan ibadah haji dari awal sampai akhir merupakan hal yang penting.  Ibadah diartikan sebagai perjalanan ke Tanah Suci, Mekkah dan sekitarnya untuk melaksanakan serangkaian ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. 

Ibadah haji sendiri memiliki banyak hikmah dan manfaat, baik secara spiritual maupun sosial. Namun, untuk dapat melaksanakannya dengan baik dan benar, seorang Muslim haruslah mengetahui bagaimana urutan pelaksanaan ibadah tersebut sampai akhir. 

Urutan Pelaksanaan Ibadah Haji dari Awal Sampai Akhir

Ka'bah
Ka’bah

Urutan pelaksanaan ibadah haji dari awal sampai akhir terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilalui oleh seorang haji. Urutan inilah yang menjadi perbedaan umroh dan haji. Tahapan-tahapan ini disebut dengan manasik haji, yaitu ritual-ritual yang harus dilakukan oleh seorang haji sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

1. Melakukan Ihram dari Miqat

Ihram adalah niat dan pakaian khusus yang harus dikenakan oleh seorang haji sebelum memasuki wilayah haram, yaitu wilayah yang meliputi Mekkah dan sekitarnya. Ritual ini harus dilakukan dari Miqat, yaitu tempat-tempat yang telah ditentukan oleh syariat Islam sebagai batas masuknya wilayah haram. 

2. Wukuf di Arafah

Urutan pelaksanaan ibadah haji dari awal sampai akhir yang berikutnya, Wukuf di Arafah adalah berdiri atau berdiam diri di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Ibadah ini dilakukan mulai dari terbit matahari sampai terbenamnya. Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling utama, sehingga barangsiapa yang tidak melakukannya, maka hajinya batal. 

3. Thawaf Ifadah

Thawaf ifadah adalah Thawaf yang dilakukan setelah wukuf di Arafah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan memulainya dari Hajar Aswad, dan mengakhirinya di tempat yang sama. Ritual yang termasuk dalam urutan pelaksanaan ibadah haji dari awal sampai akhir ini adalah rukun haji yang kedua, sehingga barangsiapa yang tidak melakukannya, maka hajinya batal. 

4. Sa’i

Sa’i adalah rukun haji, yang dilakukan dengan cara berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ritual ini dimulai dari bukit Shafa dan mengakhirinya di Marwah. 

Amalan ini adalah bentuk penghargaan kepada perjuangan Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, yang mencari air untuk putranya Ismail AS di padang tandus. Sa’i juga merupakan kesempatan bagi seorang haji untuk mengingat nikmat Allah SWT yang telah memberikan sumber air zam-zam yang berkah.

5. Mabit di Muzdalifah

Mabit di Muzdalifah adalah bermalam atau berdiam diri di padang Muzdalifah pada malam tanggal 10 Dzulhijjah, setelah selesai Thawaf Ifadah dan Sa’i. Ritual yang termasuk urutan pelaksanaan ibadah haji dari awal sampai akhir ini adalah wajib haji, sehingga barangsiapa yang meninggalkannya, maka harus membayar dam (kurban). 

6. Melempar Jumrah

Melempar jumrah adalah melempar batu kerikil ke tiga tiang yang disebut jumrah, yang melambangkan setan. Urutan pelaksanaan ibadah haji dari awal sampai akhir ini dilakukan pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah. 

Selain itu, kegiatan melempar jumrah adalah bentuk penolakan dan perlawanan terhadap godaan dan bisikan setan yang menghalangi ketaatan kepada Allah SWT. Amalan ini juga merupakan kesempatan bagi seorang haji untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.

7. Mencukur atau Memotong Rambut

Mencukur atau memotong rambut dilakukan setelah selesai melempar jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah. Amalan ini menjadi bentuk pengorbanan dan penghambaan diri kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat rambut. Mencukur atau memotong rambut juga merupakan tanda bahwa seorang haji telah keluar dari ihram dan boleh melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang.

8. Melempar 3 Jumrah

Urutan pelaksanaan ibadah haji dari awal sampai akhir yang berikutnya, melempar 3 jumrah berupa batu kerikil ke tiga tiang, yaitu jumrah ula, jumrah wustha, dan jumrah aqabah. Amalan ini dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah. Melempar 3 jumrah adalah wajib haji, sehingga barangsiapa yang meninggalkannya, maka harus membayar dam.

9. Mabit di Mina

Mabit di Mina berarti bermalam atau berdiam diri di lembah Mina pada malam tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, setelah selesai melempar 3 jumrah. Ini adalah kesempatan bagi seorang haji untuk bersilaturahmi, berbagi, dan bermuhasabah dengan sesama haji yang berasal dari berbagai daerah dan negara. 

Ritual ini juga merupakan simbol kebersamaan dan kecintaan umat Islam yang bersaudara dalam iman dan taqwa.

10. Thawaf Wada

Thawaf Wada adalah Thawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan Mekkah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan memulainya dari Hajar Aswad dan mengakhirinya di tempat yang sama. 

Ini menjadi bentuk perpisahan dan pengucapan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan untuk menunggu berapa lama antrian haji sampai melaksanakannya.

11. Tahallul

Yang terakhir, Tahallul adalah keluar dari keadaan Ihram dengan melepaskan pakaian Ihram dan mengenakan pakaian biasa. Tahallul adalah tanda bahwa seorang haji telah menyelesaikan ibadah hajinya dan boleh melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang, seperti memakai wewangian, bercumbu, bersetubuh, dan lain-lain. 

Momen ini juga merupakan tanda bahwa seorang haji telah mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.

Demikianlah urutan pelaksanaan ibadah haji dari awal sampai akhir yang harus diketahui oleh setiap muslim yang ingin melaksanakan ibadah haji. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan, kesempatan, dan keberkahan bagi kita semua untuk dapat melaksanakan ibadah haji yang mabrur. Amin.

Continue Reading

Dunia

Macam Macam Haji dan Pengertiannya (Ifrad, Qiran, Tamattu’)

Published

on

Macam Macam Haji dan Pengertiannya

Tentu saja, sebagai umat Muslim, kita perlu memahami macam macam haji dan pengertiannya. Dalam pengertiannya, haji mempunyai makna menuju atau menyengaja. Artinya adalah berkunjung ke Baitullah (Masjidil Haram) untuk melaksanakan ibadah pada waktu dan cara tertentu yang sudah ditetapkan dengan tertib. Hal ini lah yang menjadi perbedaan umroh dan haji

Namun di dalam haji sendiri terdapat beberapa macam yang sebenarnya masih berkaitan dengan ibadah umroh. Untuk itu, mari kita pelajari bersama apa saja macam-macam haji, serta membahas penjelasannya secara lengkap. 

Macam Macam Haji dan Pengertiannya

Baitullah
Baitullah

Seperti yang sudah kita ketahui, ibadah haji adalah rukun Islam yang ke-5, dan wajib dilaksanakan bagi umat Muslim yang mampu (baik secara finansial maupun fisik). 

Haji sendiri memiliki arti berkunjung ke Baitullah atau Ka’bah, untuk melakukan urutan pelaksanaan ibadah haji dari awal sampai akhir, dari Ihram di Miqat, Wukuf, Mabit, melempar Jumrah, Thawaf, dan Sa’i. Adapun beberapa macam macam haji dan pengertiannya yang wajib diketahui seluruh umat Muslim, yakni:

1. Haji Ifrad

Haji Ifrad adalah salah satu jenis haji yang dilakukan dengan hanya mengerjakan ibadah haji saja tanpa ibadah umrah. berasal dari kata afrada yang artinya menjadikan sesuatu itu sendirian atau memisahkan sesuatu yang bergabung menjadi sendiri-sendiri. 

Penamaan haji Ifrad dikarenakan ibadah ini dilakukan dengan memisahkan antara ibadah haji dari ibadah umrah, sehingga ibadah haji yang dikerjakan tidak ada tercampur atau bersamaan dengan ibadah umrah.

Haji Ifrad adalah satu-satunya jenis haji yang tidak mewajibkan adanya denda atau dam berupa penyembelihan kambing. Hal ini berbeda dengan haji tamattu’ dan qiran yang mewajibkan jamaahnya untuk membayar dam.

Niat Haji Ifrad

Setelah memahami macam macam haji dan pengertiannya di atas, berikut niat haji Ifrad dilakukan ketika memakai Ihram di Miqat:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بِحَجٍّ

Artinya: “Aku datang memenuhi panggilanMu untuk haji.

Atau

نَوَيْتُ الحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلَّهِ تعَالَى

Artinya: “Aku niat haji, dengan berihram untuk haji karena Allah.

Syarat Haji Ifrad

Syarat haji Ifrad adalah sebagai berikut:

  • Harus memakai ihram untuk haji saja di miqat
  • Harus melaksanakan haji dalam bulan-bulan haji (Syawal, Zulqaidah, dan Zulhijjah)
  • Jamaah harus melaksanakan haji sebelum umrah, yaitu dengan melakukan Thawaf Ifadhah dan Sa’i untuk haji, kemudian bertahallul akhir dan boleh melakukan semua hal yang diharamkan ketika ihram termasuk berhubungan suami istri
  • Setelah selesai dari amalan-amalan haji, baru dilanjutkan Ihram untuk umrah dan mengerjakan amalan-amalan umrah

2. Haji Qiran

Haji Qiran adalah salah satu macam macam haji dan pengertiannya, yang dilakukan dengan menggabungkan ibadah haji dan umrah dalam satu waktu tanpa melepas Ihram. Jenis haji ini berasal dari kata qaa-rana yang artinya menyertakan dan menggandeng. 

Penamaan haji Qiran berdasarkan dari ritualnya yang mengumpulkan antara ibadah haji dan umrah dalam satu ihram. Yakni, jamaah haji memakai ihram untuk umrah dan haji secara bersamaan sejak miqat atau tempat yang ditentukan untuk memasuki Ihram.

Niat Haji Qiran

Niat haji Qiran dilakukan ketika memakai Ihram di Miqat dengan mengucapkan lafal berikut:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ حَجًّا وَعُمْرَةً

Artinya: “Aku datang memenuhi panggilanMu untuk haji dan umroh.

Atau

نَوَيْتُ الحَجَّ وَالعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهِمَا لِلَّهِ تعَالَى

Artinya: “Aku niat haji dan umroh, dengan berihram untuk haji dan umrah karena Allah.

Syarat Haji Qiran

Syarat haji Qiran adalah sebagai berikut:

  • Harus memakai Ihram untuk haji dan umrah sekaligus di Miqat
  • Jamaah harus melaksanakan umrah dan haji dalam bulan-bulan haji (Syawal, Zulqaidah, dan Zulhijjah)
  • Harus melaksanakan umrah sebelum haji, yaitu dengan melakukan Thawaf dan Sa’i untuk umrah, kemudian tetap berihram hingga melaksanakan haji
  • Harus membayar dam (kurban) sebesar seekor kambing atau setara dengan 1/7 sapi atau unta. Dam ini harus disembelih di Mina pada hari-hari tasyrik (11, 12, atau 13 Zulhijjah) dan dagingnya disedekahkan kepada fakir miskin di Mekkah

3. Haji Tamattu’

Akhirnya kita masuk ke macam macam haji dan pengertiannya yang terakhir. Haji Tamattu’ adalah salah satu jenis ibadah haji yang dilakukan dengan cara mendahulukan umrah dari haji. 

Untuk Anda ketahui, haji tamattu’ berasal dari kata ‘tamatta’a’ yang berarti bersenang-senang. Hal ini karena orang yang melakukan haji tamattu’ dapat bersenang-senang dengan hal-hal yang dilarang ketika berihram, setelah menyelesaikan umrah dan sebelum berihram kembali untuk haji.

Niat Haji Tamattu’

Sama seperti macam macam haji dan pengertiannya yang sudah kami bahas di atas, berikut adalah niat haji Tamattu’ yang dilafalkan saat Ihram dari Miqat:

نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ تَعَالَى

Artinya: “Aku berniat haji dengan berihram karena Allah SWT.

Selain itu, jamaah haji Tamattu’ juga harus mengucapkan Talbiyah, yaitu:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بحَجًَةِ

Artinya: “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji.

Syarat Haji Tamattu’

Agar ibadah dikatakan sah, berikut adalah beberapa syarat untuk seseorang diperbolehkan melangsungkan haji Tamattu’:

  • Bukan penduduk Mekkah
  • Jamaah tinggal di tempat yang jaraknya dua marhalah atau lebih dari Tanah Haram. Marhalah adalah jarak tempuh perjalanan sehari semalam, yaitu sekitar 90 km
  • Harus mengerjakan haji dan umrah dalam bulan-bulan haji pada tahun yang sama. Bulan-bulan haji adalah bulan Syawal, Dzulqaidah, dan Dzulhijjah

Akhir Kata

Secara kesimpulan, terdapat 3 macam macam haji dan pengertiannya yang harus dipahami calon jamaah, yakni haji Ifrad, haji Qiran, dan yang terakhir haji Tamattu’. Dengan kemudahan yang Allah berikan, kita sebagai umat Muslim jadi bisa menjalani ibadah dengan lebih khusyuk dan lapang dada.

Continue Reading

Trending