Random
Klasifikasi Geotekstil dan Fungsinya Dalam Proyek Teknik Sipil
Dalam dunia pekerjaan teknik sipil, geotekstil adalah salah satu bahan yang sangat sering digunakan di lapangan. Namun apa sebenarnya material ini? Pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan lebih dalam mengenai definisi dan klasifikasi geotekstil ini.
Sebenarnya, terdapat cukup banyak definisi dari geotekstil. Namun jika harus didefinisikan secara sederhana, maka geotextile ini dapat dijelaskan sebagai lembar sintetis yang terbuat dari polimer Polyester atau Polypropylene. Geotekstil adalah juga salah satu salah satu jenis dari Geosintetik.
Fungsi Geotekstil Dalam Dunia Teknik Sipil
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa bahan Geotekstil ini digunakan dalam banyak proyek teknik sipil, sebut saja seperti perkerasan jalan, waduk, kanal, bendungan dan lainnya.
Dalam aplikasinya, penggunaan Geotekstil ini biasanya ditujukan untuk mendapatkan tegangan permukaan guna memperkuat tanah. Selain itu, Geotekstil juga biasa digunakan untuk melindungi material konstruksi.
Untuk lebih jelas, bersumber dari CV. Mega Abadi Perkasa. Berikut adalah daftar pengaplikasian Geotekstil yang sering ditemukan dalam proyek-proyek teknik sipil di Indonesia.
- Proyek perkerasan Jalan
- Pembuatan tanggul di daerah tanah lunak.
- Perkuatan tanah lereng
- Reklamasi dan breakwater
- Infrastruktur irigasi
- Bendungan Bumi / tanah (earth fill & rock fill)
- Konstruksi rel kereta api
- Konstruksi lapangan terbang
- Pembuatan Geobags dan geotubes
- Pagar silt
- Metode perbaikan tanah
Sifat Dari Bahan Geotekstil
Geotekstil memiliki sejumlah sifat dan juga sekaligus keunggulan yang membuatnya sangat berguna dalam proyek. Adapun beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kuat tarik yang tinggi
- Sifat permeable (tembus air)
- Tahan lama (durability tinggi)
- Ketahanan terhadap sinar UV
- Ketahanan terhadap bahan kimia
- Dan ketahanan terhadap mikroorganisme dan jamur.
Klasifikasi Geotekstil Berdasarkan Pembuatannya
Lanjut membahas mengenai klasifikasi Geotekstil, ternyata bahan yang biasa digunakan dalam kegiatan proyek ini terbagi atas 4 jenis yang berbeda, yakni:
1. Geotextile Woven
Geotekstil Woven adalah jenis Geotekstil yang teranyam. Jenis geotekstil yang satu ini sendiri memiliki bentuk yang mirip dengan karung beras, namun berwarna hitam. Menurut ulasan dari halaman nonwoven-geotextile.com, Geotekstil Woven ini masih terbagi lagi atas 2 jenis berbeda yakni:
a. Geotextile Woven Tenunan Sederhana
Jenis Geotekstil Woven ini memiliki anyaman dari benang lungsin dan pakan yang ditenun naik turun sambil saling menyilang. Banyak disebutkan bahwa jenis Geotekstill woven ini memiliki kekuatan yang lebih besar dan banyak dipergunakan.
b. Geotextile Woven Tenun Kepar
Jenis Geotekstil woven Kepar ini memiliki anyaman dari benang pakan akan ditenun menyilang di bawah dan juga di atas benang lungsin.
Dalam sejumlah proyek teknik sipil, penggunaan Geotekstil Woven ini banyak digunakan untuk perkuatan tanah dasar. Geotekstil ini memainkan peran untuk mengurangi terjadinya penurunan setempat (differensial settlement) yang sering terjadi pada proyek perkerasan jalan akibat tanah dasar yang lunak.
2. Geotextile Non Woven
Lanjut ke tipe Geotekstil Non Woven. Jika Geotekstil woven adalah bahan geotekstil yang memiliki bentuk teranyam, maka jenis Geotekstil Woven ini adalah kebalikannya. Jenis Geotekstil ini dibuat tanpa ditenun, melainkan diikat dengan menggunakan bahan perekat. Untuk bentuk, Geotekstil Non Woven ini memiliki bentuk yang serupa dengan karpet kain.
Kembali mengutip tulisan dari halaman tukang bata, diketahui terdapat beberapa jenis Geotekstil Non Woven ini yang diklasifikasikan berdasarkan cara produksinya. Adapun beberapa diantaranya adalah sebagai berikut ini:
- Needle Punch Process – Geotekstil Non Woven yang dihasilkan melalui proses penjaruman. Pada proses pembuatannya, serat web yang menjadi bahan akan ditembus dan diatur kembali arah seratnya menggunakan mesin yang dilengkapi dengan jarum-jarum khusus.
- Mel Bonded/ Heat bonded – Geotekstil Non Woven yang dihasilkan melalui proses Melt Bonded (proses ikatan leleh). Tipe Geotekstil Non Woven yang satu ini terdiri dari filamen atau serat panjang dan terikat. Proses pengikatan pada produksi jenis Geotekstil in dilakukan melalui operasi kalendering temperature tinggi.
- Span Boned Process – Geotekstil Non Woven yang diproduksi melalui proses ikat pintal.
- Resin/Chemical Bonding Process – Geotekstil Non Woven yang diproduksi melalui proses pengikatan dengan benar perekat).
Sedikit bicara mengenai fungsi Geotekstil Non Woven ini. Dalam dunia proyek teknik sipil, jenis Geotekstil ini sering digunakan sebagai filter dan stabilisator.
Sebagai filter, Fungsi dari geotextile Non Woven dapat mencegah partikel-partikel tanah terbawa oleh aliran air. Hal tersebut dikarenakan, Geotekstil Non Woven ini memiliki sifat permeabel yang membuatnya dapat meloloskan air. Umumnya aplikasi Geotekstil sebagai filter ini banyak ditemukan di proyek-proyek drainase.
Sedangkan sebagai stabilisator, jenis Geotekstil ini dapat meningkatkan kuat tarik tanah (reinforcement). Umumnya aplikasi dari geotekstil sebagai stabilisator ini dapat ditemukan pada proyek timbunan tanah ataupun perkuatan lereng.
3. Geotekstil Knitted
Masih membahas tentang klasifikasi Geotekstil, Jenis Geotekstil ketiga berdasarkan pembuatannya adalah Geotekstil Knitted. Seperti namanya, jenis Geotekstil yang satu ini memiliki ciri khas dimana terdapat benang yang menyusunnya seperti rajutan.
Satu atau lebih benang yang membentuk Geotekstil ini membentuk serangkaian lubang yang berpegangan dan membentuk suatu struktur bidang (mirip rajutan).
Terkait dengan fungsi dari Geotekstil Knitted (rajutan) ini, sebenarnya tidak terdapat banyak ulasan yang menjelaskannya di Internet. Namun beberapa jurnal menyebutkan bahwa jenis geotekstil yang satu ini umumnya digunakan sebagai dinding penahan tanah.
4. Geotekstil Komposit
Terkait dengan jenis Geotekstil yang terakhir ini. Sebenarnya kami tidak menemukan banyak informasi untuk disajikan untuk Anda. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa, Geotekstil komposit ini adalah jenis Geotekstil Non Woven yang dikombinasikan dengan serat perkuatan.
Beberapa sumber yang kami temukan juga menyebutkan bahwa jenis Geotekstil ini memiliki fungsi sebagai separator, stabilisator, filter, pelindung (moisture barrier)
Geotekstil Woven dan Non Woven, Mana Yang Lebih Baik?
Jika harus membicarakan mana yang lebih baik antara, Geotekstik Woven dan Non Woven. Maka jawabannya akan sangat berkaitan dengan aplikasinya dalam proyek. Kedua Geotekstil ini memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing yang akan berguna sesuai dengan pengaplikasiannya di dalam proyek.
Sebagai contoh, Geotekstil Woven memiliki tensile strength atau kuat tarik yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Geotekstil Non Woven. Sifatnya tersebut yang membuatnya sangat baik untuk memperkuat tanah dasar, terutama tanah dasar lunak.
Sedangkan untuk Geotekstil Non Woven. Meskipun tidak memiliki kuat tarik setinggi Geotekstil Woven, jenis Geotekstil ini memiliki sifat permeabel (tembus air). Sifat permeable inilah yang membuat jenis Geotekstil yang satu ini sangat berguna sebagai filter pada proyek pembangunan saluran drainase.
Selain itu, Geotekstil Non Woven juga dapat digunakan untuk memperkuat tanah dasar. Namun aplikasinya tidak disarankan untuk jenis tanah dasar lunak.
Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa setiap jenis Geotekstil tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika dinilai dari tensile strength (kuat tarik), maka Geotekstil Woven mungkin lebih baik dari jenis Non Woven.
Namun jika dilihat dari sifat permeable nya, maka Geotekstil Non Woven tentu jauh lebih baik dari Geotekstil Woven.
Itulah sedikit ulasan dari kami mengenai definisi dan klasifikasi geotekstil. Semoga ulasan ini bermanfaat dan dapat membantu anda yang membutuhkan. Terima kasih.
You must be logged in to post a comment Login