Dunia
Ajaran Ekstreem Agama – Eksperimen Sosial “Al-Quran” Isi “Bibel”

Ternyata, tidak hanya dalam Islam, yang dianggap memiliki nilai-nilai ajaran ekstreem agama atau kekerasan. Pun demikian juga Kristen.
Jangan menilai isi buku dari sampulnya!! Mungkin itu kata yang tepat, atas hasil eksperimen sosial dilakukan Youtuber Belanda dimana meminta pendapat publik tentang ayat-ayat “Bibel” yang diberikan sampul “al-Quran”.
Hasilnya, memberi fakta yang sangat mencengangkan.
Eksperimen sosial yang dilakukan dua pemuda Youtuber itu mengungkap penilaian masyarakat terhadap Bibel setelah membacakan beberapa ayat dari kitab suci mereka (Bibel) dan mengatakan bahwa itu berasal dari al-Quran.
Dalam video yang diunggah channel “Dit is Normaal“, dua pemuda Youtuber tersebut, Sacha Harland dan Alexander Spoor melakukan eksperimen dengan mengganti sampul Bibel dengan sampul al-Quran.
Kemudian menandai beberapa ayat yang dinilai ekstrem dan membacakannya kepada orang-orang yang mereka temui di jalan.
Beberapa ayat (Bibel) tersebut seperti: “Jika dua orang laki-laki tidur bersama, maka keduanya harus dibunuh.” (Imamat 20:13).
seperti dikutip laman huffpost.com.
Setelah dibacakan ayat yang dianggap ajaran ekstreem agama ini, ternyata memicu reaksi ngeri para partisipan
Selain itu dalam Timotius 2:12 disebutkan, “Aku tidak memperbolehkan wanita mengajar.” Juga isi Ulangan 25:12 yang menebutkan, “Kau harus memotong tangannya.”
Dan pada ayat lainnya disebutkan, “Jika kamu menolak perintah-Ku, dan membenci hukum-Ku, kamu akan makan daging anak-anak laki-laki dan perempuanmu.”
Dalam video itu, setelah dibacakan beberapa ayat di atas, para partisipan memberi pendapat yang beragam mengenai ayat-ayat tersebut.
Dan pada akhirnya, mereka kemudian diberitahu bahwa beberapa ayat tersebut justru berasal dari Bibel, dan itu sangat mengejutkan mereka.
“Ini semua hanya prasangka buta saja, aku selalu berusaha untuk tidak berburuk sangka terhadap diri sendiri namun ternyata aku melakukannya,” kata salah seorang partisipan.
Sedang wanita lainnya berkomentar, “Tentu aku sudah mendengar kisah-kisah Bibel semasa aku masih kecil, dan aku juga masuk ke sekolah Kristen, tapi aku tidak tahu bahwa (ayat-ayat) itu ada di sana (Bibel).”
Aksi Eksperimen dua Youtuber ini dilakukan setelah mencuatnya peristiwa pemboman di Paris di mana membuat kaum muslimin di bawah pengawasan ketat dan Islam dianggap sebagai agama yang tidak memiliki tempat dalam kebudayaan Barat.
Hal itulah yang membuat keduanya bertanya-tanya, bagaimana dengan Kristen sebagai sebuah agama yang mempengaruhi budaya Barat? Sementara itu, di dalam beberapa ayat Bibel yang ia sebutkan, ternyata juga dinilai memilik ajaran ekstreem atau kekerasan.
Dit is Normaal : Catatan Redaksi
Ajaran Ekstreem Agama tergantung orangnya

Ilustrasi
Penomena ini seharusnya bisa memberi pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan sosial. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi beragama yang baik.
Harus kita akui, seorang pemeluk agama yang baik dan taat, akan sangat susah melihat nilai-nilai kebenaran dari agama lain.
Persoalannya, ketika si pemeluk agama memiliki jiwa picik dan tidak bijaksana, maka akan timbul sikap egois yang cenderung merasa paling benar. Dan celakanya, akan men-judge, pihak lain salah.
Agama sejatinya, akan membuat umatnya sebagai manusia yang mempunyai ahlak dan moral yang baik. Namun ketika salah dalam menterjemahkan ajaran-ajaran dari agama itu sendiri, maka, akan menimbulkan polemik hebat dalam kehidupan sosial. Ini sangat berbahaya.
Dewasa ini, tindak kekerasan dan penghakiman secara sepihak dengan mengatasnamakan agama sering terjadi.
Ini bukan soal, Islam, Kristen, Hindu, Budha atau agama lainnya. Tapi tentang sifat manusia.
Implementasi agama cenderung berbeda dari satu umat dengan umat yang lain. Walau pun agama nya sama. Ada yang terlihat anarkis dan ada pula terlihat bijaksana.
Dalam hal ini, tokoh agama memiliki peran penting dalam memberi warna ajaran agama kepada pemeluknya. Bisa memberi sentuhan nilai-nilai kebijaksanaan yang membawa umat sebagai mahluk yang arif atau sebaliknya, menumbuhkan sikap egoisme dan ekstrimis.
Teroris agama yang sering muncul saat ini adalah aktualisasi dari sebuah kebencian yang amat sangat. Benci terhadap berbagai hal yang tidak sejalan dengan pandangannya dalam memaknai ajaran sebuah agama.
Kita pun, bisa menjelma sebagai teroris. Kebencian terhadap pelaku teror membuat kita menjelma menjadi monster penuh teror melalui hate speech. Kita menghujani mereka dengan kata-kata penuh kebencian. Dan amat sangat menyakitkan bagi mereka.
Sementara dalam fikiran mereka, bisa jadi merasa paling benar.
Ini bukan soal, Islam, Kristen, Hindu, Budha atau agama lainnya. Tapi tentang manusia. Teroris dapat muncul dari mana saja. Dari agama apa pun.

You must be logged in to post a comment Login